Ahad 15 Oct 2023 17:55 WIB

Epson Temukan Teknologi Baru Percetakan, Bisa Tekan Emisi Karbon Hingga 44 Persen

Emisi karbon dari industri percetakan bisa ditekan hingga 44 persen di 2025.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Epson temukan teknologi daur ulang kertas hingga upcycling yang bisa tekan emisi karbon.
Foto: www.freepik.com
Epson temukan teknologi daur ulang kertas hingga upcycling yang bisa tekan emisi karbon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri percetakan merupakan salah satu penghasil emisi karbon yang signifikan, karena penggunaan konsumsi energi dan memproduksi limbah. Karena itu, para pelaku industri percetakan didorong untuk melakukan inovasi dan inisiatif yang lebih ramah lingkungan.

Apalagi, Polaris Market Research memperkirakan pasar percetakan komersial global akan mencapai 574,12 miliar dolar AS pada tahun 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebanyak 2,4 persen dari 466,64 miliar dolar AS pada tahun 2021.

Baca Juga

Pemain industri seperti Epson telah mencoba menjawab tantangan sosial yang disebabkan oleh pemanasan global dan perubahan iklim. Yasunori Ogawa, Presiden dan CEO Seiko Epson Corporation, menyatakan bahwa pihaknya memiliki visi untuk mencapai keberlanjutan dengan menggunakan teknologi terbarukan.

Salah satu inovasi mereka, yaitu PaperLab. Ini merupakan sistem pembuatan kertas kantor dengan menggunakan teknologi serat kering khas Epson, yang berarti tidak menggunakan air selama proses berlangsung, tidak seperti metode daur ulang kertas tradisional. Teknologi ini tidak hanya mengurangi limbah kertas tetapi juga melestarikan sumber daya air.

Mengingat kertas adalah komponen utama dari industri percetakan, ada fokus yang semakin besar terhadap pelestarian ekosistem. 'PaperLab' Epson memainkan peran penting dalam hal ini. Teknologi ini tidak hanya mendaur ulang kertas tetapi juga menambahkan nilai baru melalui upcycling. Epson juga menjajaki aplikasi Teknologi Serat Kering di luar kertas, bekerja sama dengan berbagai mitra.

Teknologi Pencetakan Heat-Free dari Epson juga mengonsumsi lebih sedikit daya, karena tidak bergantung pada panas untuk warm up. Teknologi ini berkontribusi secara signifikan terhadap konservasi energi.

“Kami ingin mengambil langkah konkrit untuk mengurangi emisi langsung sebesar 44 persen pada tahun 2025 melalui teknologi pencetakan heat-free, yang menggunakan lebih sedikit energi secara signifikan karena tidak memerlukan pemanasan,” kata Ogawa seperti dilansir The Standard, Ahad (15/10/2023).

Seiring dengan meningkatnya pengiriman informasi secara digital, printer komersial juga telah menggabungkan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas cetak, dan komputasi spasial menjadi bagian integral dari proses tersebut. Teknologi seperti AR, VR, dan MR memungkinkan kolaborasi hands-free antara teknisi yang bekerja on-site dengan pakar yang bekerja remote.

Epson bukan satu-satunya perusahaan yang berinvestasi dalam solusi pencetakan yang berkelanjutan. Produk inkjet komersial semakin populer karena penggunaan daya dan emisi karbon yang lebih rendah, serta kualitas udara yang lebih bersih karena tidak mengeluarkan debu toner.

Sebagai contoh, perusahaan packaging dan kertas, DS Smith, memasang printer inkjet EFI Nozomi C18000 Plus six-color single-pas LED di Lisbon, Portugal, sehingga bisa menghemat waktu dalam hal pemasaran namun bisa memberikan kualitas pencetakan yang setara dengan pencetakan offset tanpa litho laminasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement