Kamis 02 Nov 2023 18:25 WIB

SCG Dukung Indonesia Capai Target Net Zero Emission di 2060

ESG Symposium SCG dorong kolaborasi banyak pihak capat NZE di 2060.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Executive Vice President SCG Thammasak Sethaudom dan Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanti, dalam ESG Symposium 2023 di The Ritz-Carlton Jakarta, Kamis (2/11/2023).
Foto: Republika/Gumanti
Executive Vice President SCG Thammasak Sethaudom dan Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanti, dalam ESG Symposium 2023 di The Ritz-Carlton Jakarta, Kamis (2/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan iklim dan isu sosial menjadi ancaman serius yang harus direspons cepat oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia. SCG yang mengelola tiga unit bisnis, yaitu semen, packaging, dan kimia, turut berkomitmen untuk mendukung Indonesia mencapai target Net Zero pada 2060.

President & CEO SCG, Roongrote Rangsiyopash, mengungkapkan bahwa sesuai peningkatan target NDC, Indonesia memiliki pekerjaan rumah untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060. Dengan dukungan internasional, pengurangan ini bahkan bisa mencapai 43 persen.

Baca Juga

“Untuk itu, mari bersama-sama menyelaraskan langkah untuk mendukung kemajuan nasional dan menciptakan masa depan Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera,” ujar Roongrote dalam ESG Symposium di Jakarta, Kamis (2/11/2023).

Mengusung tema 'Collaboration for Sustainable Indonesia', melalui forum ESG Symposium SCG mendorong kolaborasi dari seluruh pihak untuk mempercepat target net zero emission, mengatasi kesenjangan sosial, serta mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui penerapan strategi ESG 4 Plus. Tujuan-tujuan tersebut turut sejalan dengan komitmen iklim Nationally Determined Contribution (NDC), di mana Indonesia bersama 195 negara lainnya sepakat untuk menjaga peningkatan suhu bumi di bawah 2 derajat celsius melalui berbagai upaya.

Roongrote menegaskan bahwa saat ini Indonesia dan kawasan Asia Tenggara secara umum, sangat rentan terdampak krisis global karena tingginya populasi dan pesatnya kegiatan ekonomi. Di Indonesia sendiri, isu nasional yang terjadi hari ini meliputi krisis polusi udara, kenaikan permukaan air laut, pengelolaan limbah, dan kesenjangan ekonomi.

“Di tengah persoalan nyata, serta lanskap industri yang berkembang pesat, keberlanjutan bukan lagi sebuah pilihan, melainkan kewajiban. Dunia usaha berperan penting dalam membentuk masa depan,” tegas Roongrote.

Wakil Presiden Eksekutif SCG, Thammasak Sethaudom, menambahkan bahwa mencapai pembangunan berkelanjutan dan target NDC memerlukan kolaborasi dari semua sektor. Karenanya, dia ingin mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk tetap menjaga semangat kolaboratif dan inovatif.

“Kita tidak dapat mencapai masa depan yang berkelanjutan sendirian, hal ini membutuhkan upaya kolektif dari beragam perspektif dan keahlian. Mari kita bekerja sama untuk keberlanjutan Indonesia. Saya berharap di tahun-tahun mendatang kita akan memiliki lebih banyak lagi contoh kerja sama keberlanjutan yang mengagumkan antara Indonesia dan global,” kata dia.

Sementara itu, SCG mendukung arah kebijakan Pemerintah Indonesia dengan mengakselerasi pengembangan inovasi hijau, seperti energi terbarukan, SCGC Green Polymer, dan kemasan biodegradable. 

Dalam kesempatan ini, SCG juga menampilkan sejumlah inovasi teknologi dan berbagai inisiasi dari ketiga unit bisnis untuk mendukung keberlanjutan, seperti floating solar panel (panel surya terapung), solar roof, Emisspro (lapisan emisivitas tinggi untuk meningkatkan efisiensi termal), Alternative Fuel/Alternative Raw Material dan Refuse-derived Fuel, Biogas Utilization, SCGC Green Polymer, dan Cert+ (verifikasi & digitalisasi kredit karbon online untuk industri kehutanan).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement