Rabu 23 Jul 2025 14:48 WIB

Dino Patti Djalal: Prabowo Serius Targetkan Net Zero Emission 2050

Kredibilitas Indonesia bergantung pada aksi nyata hadapi perubahan iklim global.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
Ketua dan Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, mengatakan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan perhatian besar terhadap isu perubahan iklim. (ilustrasi)
Foto: BPMI Setpres
Ketua dan Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, mengatakan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan perhatian besar terhadap isu perubahan iklim. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua dan Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, mengatakan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan perhatian besar terhadap isu perubahan iklim. Dino menilai pernyataan Prabowo yang menargetkan Indonesia mencapai net zero emission pada 2050 sebagai kejutan besar, mengingat pemerintahan sebelumnya menetapkan target tersebut pada 2060 atau lebih cepat.

“Ini a big surprise, karena beliau menyatakan 2050, lebih ambisius dari target sebelumnya,” kata Dino, Senin (22/7/2025).

Baca Juga

Namun, ia menambahkan, kunci keberhasilan kebijakan ini terletak pada implementasi di lapangan, khususnya melalui PLN (Perusahaan Listrik Negara). Dino menyebutkan, PLN sebenarnya sudah memiliki Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dengan target energi terbarukan sekitar 61 persen. Namun, masih terdapat sekitar 22 persen pemakaian batu bara dan energi fosil lainnya.

“Kalau kita bicara 100 persen energi terbarukan, itu ada di PLN. Dan saya dengar, PLN mau tidak mau harus menyiapkan rencana untuk mencapai itu,” ujar mantan Wakil Menteri Luar Negeri itu.

Dino berharap, pernyataan Prabowo tersebut diikuti dengan rapat kabinet khusus untuk membahas strategi transisi energi secara nasional. “Kalau tidak ada rapat kabinet, nanti para menterinya bisa merasa tidak ada instruksi. Kalau ini jadi kebijakan resmi nasional, maka akan bergerak,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, sudah ada konsep spesifik seperti pembuatan pembangkit listrik tenaga terbarukan di desa-desa dengan model desa koperasi yang memanfaatkan lahan satu hektare untuk menghasilkan satu megawatt listrik.

Good concept,” kata Dino, seraya berharap inisiatif ini bisa menjadi strategi untuk mencapai target tersebut, dibandingkan pemerintahan sebelumnya yang memiliki target ambisius 23 persen energi terbarukan dalam 10 tahun, tetapi dengan realisasi investasi yang rendah.

Dino juga menyoroti posisi Indonesia dengan berbagai komitmen dan peran internasional, seperti keaktifan di BRICS, proses bergabung dengan OECD dan CPTPP, serta diplomasi global lainnya. Menurutnya, kredibilitas Indonesia di panggung dunia akan sangat bergantung pada perannya sebagai climate champion.

“Indonesia harus memosisikan diri sebagai climate champion di diplomasi global,” ujarnya. Dino mengingatkan hubungan baik Presiden Prabowo dengan Presiden Brazil, Lula, yang juga mengangkat isu perubahan iklim sebagai prioritas utama di dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement