REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru mengenai catatan glasial yang unik menunjukkan bahwa gletser di Greenland menyusut lebih dari dua kali lebih cepat dibandingkan dua dekade lalu. Demikian hasil penelitian Northwestern University dan Copenhagen University.
Untuk mengetahui besarnya penyusutan gletser, para peneliti menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyisir foto-foto yang telah diarsipkan, serta menganalisis citra satelit yang merekam gletser selama satu abad di garis pantai Greenland. Ratusan ribu foto tersebut yang berasal dari tahun 1930-an, dipotret oleh seorang pilot dari Denmark.
Dengan data langka ini, para peneliti mendokumentasikan perubahan panjang lebih dari 1.000 gletser di negara tersebut selama 130 tahun terakhir. Meskipun gletser di Greenland telah mengalami penyusutan sepanjang abad terakhir, laju penyusutannya terus meningkat pesat selama dua dekade terakhir. Menurut upaya kolaborasi multitahun antara Amerika Serikat dan Denmark, laju penyusutan gletser selama abad ke-21 dua kali lebih cepat daripada penyusutan gletser selama abad ke-20.
Analisis baru, yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change, menunjukkan bahwa gletser di selatan Greenland telah kehilangan 18 persen panjangnya selama 20 tahun terakhir. Gletser pesisir lainnya kehilangan 5-10 persen panjangnya.
Gletser pesisir di Greenland hanya menyumbang 4 persen dari massa es di pulau tersebut, namun menyumbang sekitar 14 persen dari kehilangan es. Pada akhirnya, studi ini menggarisbawahi sensitivitas wilayah ini terhadap kenaikan suhu akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
“Di seluruh dunia, gletser pesisir seperti itu telah menyumbang sekitar 21 persen dari kenaikan permukaan laut yang teramati selama dua dekade terakhir. Massa es yang lebih kecil ini adalah bagian penting dari masalah permukaan laut,” kata ketua peneliti, Laura Larocca, seperti dilansir WPTV, Senin (13/11/2023).