REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan migas, Shell, berencana untuk menutup 1.000 SPBU pada 2025 mendatang. Perusahaan migas asal Inggris ini mengubah peta jalan bisnisnya ke kendaraan listrik dengan membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
"Kami berencana mendivestasikan 500 SPBU (termasuk usaha patungan) setiap tahunnya pada 2024 dan 2025," kata Shell dalam Laporan Energy Transition Strategy 2024, seperti dilaporkan Bloomberg, dikutip Senin (25/3/2024).
Sebanyak 1.000 SPBU yang ditutup tersebut mencakup 2,1 persen dari total SPBU yang dioperasikan Shell. Perusahaan migas dari hulu ke hilir ini tercatat memiliki 47 ribu gerai SPBU di seluruh dunia.
Rencana pembangunan SPKLU juga akan digencarkan oleh Shell di kawasan China dan Eropa. Terlebih, permintaan kendaraan listrik yang tumbuh signifikan di dua negara tersebut.
Perusahaan akan menambah jumlah titik pengisian daya kendaraan listrik dari sebelumnya 54 ribu menjadi 200 ribu. Rencana ini ditargetkan bisa tercapai pada 2030.
Menurut peta pengisian daya Recharge EV Shell, perusahaan mengoperasikan lebih dari 3.700 stasiun pengisian daya di Amerika Serikat (AS) dengan beberapa colokan pengisi daya di setiap lokasi. Sebagai perbandingan, Tesla menawarkan sekitar 6.000 stasiun pengisian daya dengan lebih dari 15.000 colokan pengisian cepat.