REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat memberikan bantuan senilai 900 juta dolar (Rp 14,5 triliun) kepada 530 distrik sekolah untuk mengganti ribuan bus sekolah berbahan bakar gas yang sudah tua, dengan kendaraan yang lebih ramah lingkungan terutama listrik.
Dana tersebut merupakan tahap ketiga dari total 5 miliar dolar AS yang akan diberikan oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) selama lima tahun, melalui program bus sekolah ramah lingkungan yang dibuat berdasarkan Undang-Undang Infrastruktur Bipartisan pada tahun 2021.
Menurut Gedung Putih, bantuan ini akan mendukung pembelian 3.400 bus sekolah, 92 persen di antaranya bertenaga listrik. Distrik sekolah di komunitas berpenghasilan rendah, dan pedesaan akan menerima sekitar 67 persen dari dana tersebut.
Program bus sekolah ramah lingkungan dari EPA termasuk dari upaya pemerintahan Joe Biden dalam mengurangi polusi dari bus-bus tua. Program ini juga membantu merealisasikan janji Biden untuk menekan emisi gas rumah kaca, menyalurkan investasi iklim federal kepada masyarakat yang kurang terlayani, serta menciptakan permintaan akan kendaraan listrik buatan Amerika.
“Pengumuman ini bukan hanya tentang bus sekolah yang ramah lingkungan. Ini tentang gambaran yang lebih besar. Kami meningkatkan kualitas udara untuk anak-anak, mengurangi polusi gas rumah kaca, dan memperluas kepemimpinan negara kita dalam mengembangkan kendaraan bersih di masa depan,” kata Administrator EPA Michael Regan.
“Dengan meningkatnya permintaan bus sekolah listrik, kita akan melihat berkembangnya lapangan kerja baru di bidang manufaktur dengan upah yang baik dan investasi pada bisnis lokal,” tambah Regan dilansir Reuters, Kamis (30/5/2024).