REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kalla Group memperkuat portofolio bisnis mereka dengan mengembangkan green business atau bisnis hijau. Kalla menggencarkan pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) hingga mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
Kepala Divisi Manajemen Strategis Kalla, Muhammad Sobirin, mengatakan ada empat hal yang sedang dipacu perusahaan untuk mengembangkan bisnis hijau. Di bidang energi baru dan terbarukan, Kalla menjadi independent power producer (IPP) untuk PLTA.
Kalla menargetkan pembangunan delapan PLTA dengan potensi kapasitas mencapai 2.060 MW. Salah satu PLTA, yaitu PLTA Poso Peaker di Poso, Sulawesi Tengah, sudah beroperasi dengan kapasitas 515 MW.
“Dengan potensi kapasitas PLTA sebesar 2.060 MW, maka berpotensi untuk mengurangi emisi karbon sebanyak 16.7 juta ton,” kata Sobirin dalam kegiatan “Kalla Business Update & ESG Initiatives” di Jakarta, Selasa (11/6/2024).
Sobirin menambahkan, Kalla juga menggunakan sumber energi dari PLTA untuk mengoperasionalkan smelter milik unit bisnis, yaitu PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS). “Kebutuhan listrik di fasilitas smelter tersebut sepenuhnya dipasok dari PLTA Kalla,” kata dia.
Di sektor lainnya, Kalla sedang mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik. Sobirin mengatakan, Kalla melalui JV Co membangun ekosistem pembuatan baterai kendaraan listrik mulai dari upstream sampai dengan downstream.
“Sedangkan di sektor ritel, Kalla menjadi dealer kendaraan listrik untuk roda dua merek UNITED. Kalla juga mengembangkan properti residensial maupun komersial yang lebih ramah lingkungan,” katanya.
Marketing, Strategy & Digitalization Director Kalla, Zumadi SM Anwar menambahkan, pihaknya berusaha untuk menjalankan bisnis secara berkelanjutan dengan mengembangkan ekosistem hijau dari hulu ke hilir.
“Di hulu kami punya PLTA. Di ritel, kami membangun ekosistem kendaraan listrik,” kata Zumadi.