Kamis 13 Jun 2024 17:42 WIB

Panas Bumi Dapat Berperan Penting dalam Transisi Energi

Sekitar 40 persen total potensi panas bumi global ada di Indonesia.

Red: Satria K Yudha
Petani beraktivitas di sekitar sumur produksi PLTP PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022).
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Petani beraktivitas di sekitar sumur produksi PLTP PT Geo Dipa Energi di kawasan dataran tinggi Dieng Desa Kepakisan, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai industri panas bumi berpotensi dapat memainkan peran penting dalam proses transisi dan ketahanan energi nasional. Dengan potensi sumber daya yang saat ini disebut mencapai 23.765,5 megawatt (MW) atau sekitar 40 persen total potensi panas bumi global, industri panas bumi Indonesia dapat menjadi tulang punggung untuk mewujudkan ketahanan energi dan ekonomi nasional.

"Hal itu karena panas bumi memiliki peran penting untuk dapat membantu merealisasikan target NZE 2060 dan pelaksanaan kebijakan ekonomi hijau," katanya dalam keterangan, di Jakarta, Kamis (13/6/20240.

Baca Juga

Namun, Komaidi melihat pengembangan dan pengusahaan panas bumi di Indonesia masih berjalan lambat meskipun peran penting dan potensi manfaatnya telah diketahui bersama. Berdasarkan data, selama 2017-2023 kapasitas terpasang panas bumi hanya meningkat sekitar 789,21 MW.

Sejak mulai diusahakan pada 1980-an sampai dengan akhir 2023, total kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi Indonesia dilaporkan baru mencapai sekitar 2.597,51 MW atau baru sekitar 10,3 persen dari total potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia. Padahal, jika seluruh potensi panas bumi Indonesia dapat dimanfaatkan, terdapat potensi penurunan gas rumah kaca (GRK) sekitar 182,32 juta ton CO2e atau setara dengan 58 persen target penurunan GRK sektor energi pada tahun 2030 yang ditetapkan sebesar 314 juta ton CO2e.