Selasa 22 Oct 2024 17:12 WIB

Santri dan Masa Depan Bangsa, Mengawal Perjuangan Menuju Generasi Emas 2045

Hari Santri Nasional merujuk pada peristiwa bersejarah Resolusi Jihad.

Sejumlah santri mengikuti apel peringatan Hari Santri di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (22/10/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Sejumlah santri mengikuti apel peringatan Hari Santri di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (22/10/2024).

Oleh : Nurul Badruttamam, Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU

REPUBLIKA.CO.ID, Setiap tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional. Momen ini tidak hanya menjadi pengingat sejarah perjuangan panjang para santri dan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, tetapi juga menjadi ajang refleksi akan peran santri di masa kini dan masa depan. Peringatan Hari Santri kali ini mengusung tema "Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan," dengan tema ini kita diajak untuk menelusuri perjalanan santri dari masa lalu,  kemudian menelusuri kontribusi mereka saat ini, serta menyongsong tantangan masa depan, termasuk peran mereka dalam mendukung program pembangunan Presiden Prabowo Subianto.

Hari Santri Nasional merujuk pada peristiwa bersejarah Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Dalam situasi pasca kemerdekaan, di mana bangsa Indonesia menghadapi ancaman penjajah yang ingin merebut kembali kendali, ulama dan santri merasa terpanggil untuk mempertahankan kemerdekaan. Mereka berjuang bersama rakyat, turun ke medan perang, ini menjadi bukti bahwa santri tidak hanya terlibat dalam urusan agama tetapi juga dalam menjaga kedaulatan negara.

Baca Juga

Apa yang bisa kita pelajari dari Resolusi Jihad adalah keberanian dan pengorbanan santri dalam mempertahankan prinsip-prinsip kebenaran. Perjuangan mereka bukan semata-mata karena dorongan kekuasaan atau keuntungan pribadi, melainkan atas dasar cinta kepada bangsa dan tanggung jawab moral untuk melindungi sesama. Hubbul Wathan Minal Iman (cinta tanah air adalah sebagian dari iman). Hingga saat ini, nilai-nilai perjuangan tersebut tetap relevan dan harus dipegang teguh oleh generasi santri dalam menghadapi dinamika zaman.

Seiring dengan perubahan waktu, peran santri tidak lagi terbatas pada medan pertempuran fisik. Santri terus menunjukkan kontribusi signifikan dalam berbagai bidang—pendidikan, sosial, ekonomi, hingga politik. Salah satu peran penting yang bisa diambil oleh santri di masa kini adalah mendukung program-program pemerintah Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Program yang digagas oleh Presiden Prabowo memiliki visi besar untuk membangun bangsa ini menjadi lebih mandiri, kuat, dan berdaya saing di kancah global. Beberapa program tersebut, seperti ketahanan nasional, kedaulatan pangan, serta pembangunan ekonomi berbasis UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), menjadi bidang strategis yang dapat diambil bagian oleh para santri. Santri tidak hanya diharapkan menjadi peserta pasif, tetapi juga sebagai motor penggerak utama dalam mewujudkan cita-cita besar bangsa ini.

 

Peran Santri dalam Suksesi Program Nasional

Salah satu program utama Presiden Prabowo adalah penguatan ketahanan nasional. Ini mencakup segala aspek yang bertujuan melindungi negara dari berbagai ancaman, baik dari luar maupun dalam. Santri, yang telah dilatih dengan nilai-nilai kedisiplinan dan cinta tanah air sejak di pesantren, memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam memperkuat pertahanan bangsa. Selain itu, santri juga memiliki peran penting dalam pembinaan moral dan mental masyarakat, terutama di era konflik ideologis dan sosial semakin meningkat.

Dengan latar belakang pendidikan berbasis agama dan moral, santri bisa menjadi pionir dalam menyuarakan pentingnya bela negara dan cinta tanah air, terutama di kalangan generasi muda. Bukan hanya dalam bentuk militer atau fisik, tetapi juga dalam membangun kesadaran bahwa mempertahankan kedaulatan negara adalah tugas setiap warga negara. Pengabdian santri dalam mengawal nilai-nilai kebangsaan bisa diwujudkan melalui pendidikan, penyuluhan, dan gerakan sosial yang menguatkan kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya persatuan dan kesatuan.

Di tengah tantangan global terkait perubahan iklim dan krisis pangan, kedaulatan pangan menjadi salah satu fokus utama pemerintah saat ini. Presiden Prabowo berkomitmen untuk memastikan Indonesia memiliki ketahanan pangan yang kuat melalui program-program pertanian berkelanjutan. Dalam hal ini, santri memiliki potensi besar untuk turut ambil bagian.

Banyak pesantren di Indonesia yang memiliki lahan cukup luas dan dapat dioptimalkan untuk program pertanian berkelanjutan. Dengan memanfaatkan teknologi pertanian modern dan tetap menjaga prinsip kelestarian alam, pesantren dapat menjadi pusat pelatihan dan penelitian pertanian yang mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pangan. Santri juga dapat berkontribusi aktif menjadi agen perubahan, memberikan penyuluhan kepada petani tentang praktik pertanian yang lebih efektif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Dalam program Kemandirian Pesantren, misalnya santri dapat mengambil peran dengan mengembangkan unit usaha berbasis agroindustri, di mana produk-produk pertanian lokal diolah dan dipasarkan secara mandiri oleh santri. Dengan keterlibatan aktif santri dalam sektor pertanian, kemandirian pangan nasional bukanlah mimpi yang mustahil untuk diwujudkan.

Selain itu, salah satu perhatian utama pemerintah di bawah Presiden Prabowo adalah pembangunan ekonomi yang inklusif, terutama melalui penguatan UMKM. Pesantren memiliki peran penting dalam menciptakan wirausahawan-wirausahawan muda dari kalangan santri. Pendidikan kewirausahaan yang diberikan di pesantren tidak hanya sebatas teori, tetapi juga praktik nyata yang dapat diterapkan langsung di lapangan.

Santri bisa memanfaatkan potensi lokal yang ada di sekitar pesantren untuk dikembangkan menjadi produk-produk unggulan yang dapat dipasarkan secara lebih luas. Dengan keterampilan yang mereka pelajari di pesantren, santri bisa membangun usaha yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga memberikan dampak sosial bagi masyarakat sekitarnya.

Kemandirian Pesantren, dapat dimaknai sebagai program pemberdayaan ekonomi di pesantren yang juga dapat didukung dengan kolaborasi bersama pemerintah dan berbagai pihak, seperti penyediaan modal usaha, pelatihan manajemen bisnis, hingga akses pasar yang lebih luas. Dengan peran aktif santri dalam dunia UMKM, pembangunan ekonomi yang merata dan inklusif bisa menjadi kenyataan, sekaligus mengurangi kesenjangan ekonomi di masyarakat.

Santri dikenal sebagai penggerak di bidang pendidikan, terutama pendidikan keagamaan. Namun, di era digital ini, pendidikan santri tidak lagi terbatas pada pelajaran agama, tetapi juga harus mencakup teknologi dan ilmu pengetahuan modern. Salah satu tantangan besar bagi santri di masa depan adalah bagaimana mereka dapat menguasai teknologi tanpa kehilangan identitas sebagai penjaga nilai-nilai moral dan agama.

Pesantren bisa bertransformasi menjadi pusat pendidikan yang integratif, di mana ilmu agama dan teknologi modern diajarkan secara seimbang. Dengan penguasaan teknologi digital, santri akan mampu bersaing di dunia kerja dan turut serta dalam revolusi industri yang saat ini tengah berlangsung. Pesantren juga bisa mengembangkan pusat penelitian dan inovasi yang berfokus pada pengembangan teknologi untuk kemaslahatan umat.

 

Peran Santri Menyongsong Generasi Emas 2045

Indonesia memiliki visi besar menjadi negara maju pada tahun 2045, tepat di usia 100 tahun kemerdekaannya. Dalam menyongsong Generasi Emas 2045, santri memiliki peran strategis sebagai pemimpin masa depan yang mampu membawa Indonesia menuju kemajuan. Dengan latar belakang pendidikan agama yang kuat, ditambah dengan keterampilan yang relevan dengan zaman, santri memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin yang berintegritas, adil, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat luas.

Santri juga harus siap menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, baik itu di bidang ekonomi, politik, sosial, maupun budaya. Mereka harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri sebagai penjaga nilai-nilai agama. Pesantren, sebagai tempat pembentukan karakter, memiliki tanggung jawab besar untuk mendidik santri menjadi individu yang berakhlak mulia dan memiliki wawasan luas.

Perjuangan santri dari masa ke masa selalu berkaitan dengan semangat membela kebenaran dan kepentingan bangsa. Dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan, santri diharapkan mampu menyambung semangat juang para pendahulunya dengan merengkuh peluang dan tantangan di era modern. Dukungan terhadap program pemerintah, seperti yang digagas oleh Presiden Prabowo, adalah salah satu bentuk kontribusi nyata santri dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.

Dengan nilai-nilai yang telah tertanam kuat dalam diri mereka, santri tidak hanya akan menjadi penjaga moral bangsa tetapi juga penggerak utama dalam menciptakan perubahan yang positif bagi masa depan Indonesia. Peran santri dalam pendidikan, ekonomi, sosial, dan politik akan semakin nyata dalam menyongsong Generasi Emas 2045. Bangsa ini menaruh harapan besar kepada mereka untuk menjadi agen perubahan yang membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Santri adalah cerminan jiwa bangsa yang selalu mengutamakan nilai-nilai luhur dan kebersamaan.  Untuk menyongsong Generasi Emas 2045, santri bukan hanya sekadar pengingat sejarah, tetapi juga pemegang kendali masa depan yang penuh harapan. Dengan segala potensi dan semangat juang yang dimiliki, santri harus tampil di garda depan, mengisi setiap ruang pembangunan dengan dedikasi dan pengabdian. Mereka tidak hanya akan menjaga moral bangsa, tetapi juga menjadi penggerak perubahan, membangun Indonesia yang lebih adil, makmur, dan berdaya saing di kancah global.

Peran besar santri tidak berhenti di pesantren, tapi terus berlanjut di tengah masyarakat. Dari lahan pertanian hingga dunia teknologi, dari usaha kecil hingga kebijakan nasional, santri membawa pencerahan dan solusi bagi tantangan yang dihadapi bangsa ini. Di era yang serba cepat dan penuh tantangan, santri harus mampu beradaptasi, menjaga akar budaya dan agama, namun tak gentar menghadapi arus modernisasi. Inilah momentum bagi santri untuk tidak hanya menjadi pelaku sejarah, tetapi juga pembuat sejarah, menuju Indonesia yang lebih baik di masa mendatang.

Sebagai garda terdepan bangsa, santri memikul tanggung jawab besar untuk membawa Indonesia menuju masa depan yang gemilang. Dengan semangat kebersamaan, ketekunan, dan kecintaan pada tanah air, santri adalah agen perubahan yang akan mengawal perjalanan bangsa ini menuju Generasi Emas 2045. Bersama-sama, mereka tidak hanya menjaga moral bangsa, tetapi juga menjadi pendorong kemajuan di segala bidang—ekonomi, pendidikan, hingga teknologi. Inilah waktunya bagi santri untuk menyambung juang, merengkuh masa depan, dan mewujudkan cita-cita Indonesia yang adil, makmur, dan berdaulat  serta diridhoi Allah SWT.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement