REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Pangeran William menegaskan pentingnya peran masyarakat adat dalam menjaga alam dan menanggulangi krisis iklim. Dalam forum London Climate Action Week 2025, ia menyerukan agar investor, politisi, dan ilmuwan mengakui kontribusi nyata komunitas lokal dalam upaya konservasi global.
“Pengelolaan dan perlindungan mereka merupakan kekuatan yang paling efektif dalam konservasi,” kata Pangeran William dalam diskusi di St James Palace, Kamis (26/6/2025).
Putra mahkota kerajaan Inggris ini mengikuti jejak Raja Charles yang dikenal vokal dalam isu lingkungan. Ia menyatakan, mendukung masyarakat adat harus menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi perlindungan keanekaragaman hayati.
Acara yang dihadirinya merupakan bagian dari London Climate Action Week, salah satu forum iklim terbesar di dunia. Forum ini mempertemukan pemangku kepentingan lintas sektor, dari pemerintah, ilmuwan, hingga dunia usaha, untuk memperkuat posisi London sebagai pemimpin aksi iklim global.
Salah satu forum penting dalam acara tersebut adalah Net Zero Delivery Summit yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencapai target nol-emisi. Para pemimpin menegaskan bahwa transisi energi tidak dapat dicapai hanya oleh pemerintah dan organisasi sipil. Sektor swasta juga punya peran penting dan strategis.
“Jika kita serius dalam mencapai tujuan iklim dan keanekaragaman hayati, Masyarakat Adat dan komunitas lokal harus menjadi bagian sentral dalam upaya ini sebagai mitra, pemimpin, dan pencipta solusi bersama,” ujar William.
Diskusi tersebut juga dihadiri Menteri Masyarakat Adat Brasil dan Menteri Energi Inggris Ed Miliband. Dalam kesempatan itu, Miliband menegaskan kembali komitmen Inggris dalam mendekarbonisasi ekonominya dan menjanjikan dukungan bagi pertumbuhan bisnis berkelanjutan.
Pernyataan Pangeran William ini melanjutkan seruan yang ia sampaikan awal bulan kepada para pemimpin dunia dan pelaku bisnis untuk segera bertindak melindungi lautan. Ia menyebut pencemaran laut sebagai tantangan “yang belum pernah kita hadapi sebelumnya”.