Sabtu 28 Jun 2025 16:06 WIB

Menteri LH Minta RDF Rorotan Beroperasi Juli

Penggunaan sampah tercampur tidak diperbolehkan karena menimbulkan bau.

Pekerja berjalan di Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta, Selasa (25/3/2025). Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta berkomitmen untuk terus meningkatkan pengelolaan RDF agar lebih ramah lingkungan dan tidak menimbulkan dampak bagi warga sekitar. Saat ini sisa sampah yang ada di bunker RDF Plant Rorotan itu telah diangkut ke TPS Bantargebang Bekasi serta dan beberapa langkah telah dilakukan, termasuk penambahan deodorizer untuk mengurangi bau tidak sedap serta penanganan kesehatan bagi warga sekitar yang terdampak operasional RDF.
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja berjalan di Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta, Selasa (25/3/2025). Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta berkomitmen untuk terus meningkatkan pengelolaan RDF agar lebih ramah lingkungan dan tidak menimbulkan dampak bagi warga sekitar. Saat ini sisa sampah yang ada di bunker RDF Plant Rorotan itu telah diangkut ke TPS Bantargebang Bekasi serta dan beberapa langkah telah dilakukan, termasuk penambahan deodorizer untuk mengurangi bau tidak sedap serta penanganan kesehatan bagi warga sekitar yang terdampak operasional RDF.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah meminta fasilitas pengolah sampah RDF Rorotan mulai beroperasi pada Juli 2025. Pengoperasian hanya boleh dilakukan dengan menggunakan sampah anorganik yang sudah terpilah.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa penggunaan sampah tercampur tidak diperbolehkan karena menimbulkan bau tak sedap dan sempat memicu protes warga saat uji coba sebelumnya.

Baca Juga

“Kami sudah minta Juli harus aktif, karena sebenarnya infrastrukturnya sudah proven,” kata Hanif saat meninjau pengelolaan sampah di Jakarta Utara, Sabtu (28/6/2025).

Hanif menjelaskan RDF Rorotan hanya dirancang untuk memproses sampah anorganik yang sudah dipilah. Sampah organik atau yang tercampur, selain menimbulkan bau, juga tidak sesuai dengan skema teknis fasilitas tersebut.

Ia juga menyampaikan bahwa pengelolaan sampah di Jakarta kini menjadi perhatian serius pemerintah pusat. Jakarta Utara dijadikan pilot project, dan koordinasi telah dilakukan dengan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

“Ini sedang dengan serius ditangani Pak Gubernur. Pak Gubernur komitmen akan melakukan percepatan apapun caranya untuk menangani sampah,” jelas Hanif.

Jakarta diperkirakan menghasilkan 8.000 ton sampah per hari. Tanpa pengelolaan modern seperti RDF, beban tempat pembuangan akhir (TPA) semakin berat.

Gubernur Pramono sebelumnya menyampaikan RDF Rorotan belum beroperasi karena masih dalam tahap commissioning. Ia juga mengingatkan bahwa fasilitas tersebut membutuhkan pasokan sampah baru yang terpilah untuk menghindari bau menyengat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement