Sunday, 6 Rabiul Akhir 1447 / 28 September 2025

Sunday, 6 Rabiul Akhir 1447 / 28 September 2025

Lebih dari 1.700 Karton Sarung Tangan Asal Gunung Kidul Tembus Pasar Amerika Serikat

Rabu 20 Aug 2025 13:52 WIB

Red: Ferry kisihandi

Pasar AS menjadi tujuan ekspor sarung tangan asal Gunung Kidul yang diproduksi PT Woneel Midal Leather. Perusahaan ini salah satu penerima fasilitas kawasan berikat dari Bea Cukai.

Pasar AS menjadi tujuan ekspor sarung tangan asal Gunung Kidul yang diproduksi PT Woneel Midal Leather. Perusahaan ini salah satu penerima fasilitas kawasan berikat dari Bea Cukai.

Foto: Bea Cukai
Nilai ekspor mencapai Rp 8,85 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- PT Woneel Midas Leather kembali berhasil menembus pasar internasional. Perusahaan yang berlokasi di Semin, Kabupaten Gunung Kidul ini mengekspor 1.794 karton produk sarung tangan (gloves) ke Los Angeles, Amerika Serikat, dengan nilai ekspor mencapai 543.612 dolar AS atau setara Rp 8,85 miliar.

Ekspor berlangsung pada 4-8 Agustus 2025 dengan total 1.794 karton sarung tangan. Produk dikirim melalui dua jalur, yakni jalur laut melalui Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, serta jalur udara melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Dalam proses pengiriman, Bea Cukai Yogyakarta turut berperan penting dengan memberikan layanan asistensi dan pengawasan. Dukungan tersebut mencakup pemenuhan regulasi, kelengkapan dokumen ekspor, hingga pengawasan pemuatan barang ke sarana pengangkut sebelum diberangkatkan ke pelabuhan muat.

Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Yogyakarta, Riri Riani, menegaskan komitmen pihaknya dalam mendukung kegiatan ekspor.

“Sebagai trade facilitator dan industrial assistance, kami berupaya memberikan layanan terbaik agar perusahaan dapat melaksanakan ekspor sesuai aturan yang berlaku. Kehadiran kami tidak hanya sebatas pengawasan, tetapi juga memastikan kemudahan layanan bagi dunia usaha,” ujarnya dalam keterangan Rabu (20/8/2025).

PT Woneel Midas Leather merupakan salah satu perusahaan penerima fasilitas kawasan berikat di bawah pengawasan Bea Cukai Yogyakarta. Berdiri sejak 2018, perusahaan ini fokus memproduksi sarung tangan dan menjadi satu-satunya perusahaan kawasan berikat di Kabupaten Gunung Kidul.

Sebagai penerima fasilitas, perusahaan memperoleh sejumlah keuntungan, di antaranya penangguhan bea masuk, pembebasan PPN dan/atau PPNBM, serta efisiensi waktu pengiriman karena tidak perlu dilakukan pemeriksaan fisik di Tempat Penimbunan Sementara (TPS) pelabuhan atau bandara.

Keberhasilan ekspor ini diharapkan dapat terus meningkatkan devisa negara serta membuka peluang lebih luas bagi produk asal Gunung Kidul untuk bersaing di pasar global.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
 
Terpopuler