BANGKOK -- Perdana Menteri Thailand menyatakan pemerintah tengah bersiap untuk membersihkan ribuan aktivis dari perkemahannya pusat kota Bangkok yang hampir melumpuhkan ibukota. Warga Thailand yang telah semakin frustrasi dengan kemacetan di Bangkok, yang telah berlangsung selama hampir delapan pekan. Sementara demonstrasi yang tak berkesudahan ini telah memakan korban jiwa sebanyak 27 orang, ratusan orang luka-luka, serta kerugian puluhan juta dolar.
Keresahan ini dikhawatirkan dapat menimbulkan kemarahan warga sipil. "Kami akan mengirimkan sinyal jelas bahwa kami telah memberikan cukup waktu agar demosntran meninggalkan perkemahan," demikian keterangan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva kata Perdana dalam sebuah wawancara.
Ribuan pengunjuk rasa Kaus Merah telah menempati perkemahan barikade di jantung komersial di Bangkok, berpusat di distrik belanja kelas atas dan distrik bisnis, memaksa penutupan beberapa mal dan hotel.
Kelompok Kaus Merah sebagian besar melengkapi diri dengan senjata dengan tongkat dan batu, telah mengalahkan polisi dan unit militer di beberapa konfrontasi. Sementara polisi terlihat enggan untuk menertibkan para demonstran.
Dalam beberapa kasus, polisi terlihat secara terbuka membuka jalan bagi pengunjuk rasa, sehingga Abhisit dan petinggi militer harus beberapa kali menyangkal bahwa loyalitas tentara terpecah. Abhisit menyatakan masalah dalam angkatan bersenjata kini telah diidentifikasi.
"Saya dapat menjamin bahwa kepemimpinan militer dan polisi memahami dengan jelas apa yang harus dilakukan," katanya. Ia menambahkan bahwa tidak adil jika militer dianggap gagal menangani para demonstran.