JAKARTA--Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Sahal Mahfudh, menegaskan, perlunya sinergi antarkomponen umat Islam. Hal itu karena umat Islam Indonesia memiliki tingkat kemajemukan yang sangat tinggi.
Umat Islam memiliki tanggung jawab untuk berperan lebih besar dalam menentukan gerak pembangunan bangsa. "Kemajemukan ini menjadi peluang sekaligus tantangan dalam membangun serta memberdayakan umat dan bangsa," ujar Sahal, dalam kata sambutan Pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia V, di Asrama Haji Pondok Gede, Jumat (7/5). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turut hadir dalam pembukaan tersebut.
"Diperlukan adanya kepemimpinan yang kuat dan saling bersahabat di kalangan umat, sehingga kemajemukan yang ada dapt diramu menjadi daya dorong untuk menciptakan upaya-upaya pemberdayaan umat dan bangsa," kata Sahal. Dia mengatakan, di era globalisasi saat ini, semangat keterbukaan telah merasuk dalam sendi pergaulan global.
Sahal mengingatkan, Indonesia dan negara-negara berkembang telah memasuki era perdagangan bebas. "Kondisi seperti itu harus direspon secara positif dengan melakukan pemberdayaan umat secara lebih terencana dan terukur," katanya. Hal itu agar umat dan bangsa tak jadi obyek dari konsekuensi logis era perdagangan bebas.
Oleh karenanya, Kongres Umat Islam Indonesia V diharapkan dapat mencari solusi dari permasalahan tersebut. "Kongres yang merupakan forum antarormas dan kelembagaan Islam di Indonesia sangat penting untuk merumuskan pokok-pokok pikiran sebagai titik tolak melakukan pemberdayaan pada umat dan bangsa ini," kata Sahal yang juga Ketua Rais Aam PB Nahdhatul Ulama (PBNU) ini.
Sahal berharap, kongres tak hanya bagus dalam perumusan pokok pikiran, tapi melupakan aspek tindak lanjut dari keputusan yang diambil. "Kongres ini diharapkan mampu merumuskan putusan-putusan yang jelas dan dapat ditindaklanjuti, sehingga memberikan nilai tambah yang nyata bagi umat dan bangsa," ujar Sahal yang menjadi Ketua Panitia Kongres.