Senin 10 May 2010 18:49 WIB

Penginjil yang Benci Islam Gelar Doa Tandingan di Luar Pentagon

.
Foto: AP
.

WASHINGTON - Penginjil Franklin Graham berdoa di trotoar di luar Pentagon hari Kamis setelah undangannya ke layanan doa dalam ditarik karena komentar yang menghina umat Islam. "Tampaknya Islam sudah lulus," katanya kepada wartawan. "Mereka boleh melakukan pelayanan (di dalam Gedung Pentagon dalam Hari Doa Nasional,red), tetapi hanya karena aku tidak setuju ... aku dikecualikan."

Pada tahun 2001, Graham, putra dari penginjil terkenal Billy Graham, menggambarkan Islam sebagai "jahat". Baru-baru ini, dia bilang dia menemukan Islam adalah agama yang cenderung "menyerang" dan dia ingin Muslim tahu bahwa Yesus Kristus mati untuk dosa-dosa mereka. Bagian layanan keagamaan di  Pentagon menyebut komentar itu tidak pantas dan, atas permintaan Angkatan Darat, menarik Graham dari daftar undangan untuk menghadiri Hari Doa Nasional, acara tahunan yang rutin dihajat Departemen Pertahanan Amerika Serikat ini.

Graham dan pendukungnya berkumpul di luar gedung Pentagon dan berdoa selama lima menit. Ia bersama puluhan pendukungnya kemudian mendekati kerumunan wartawan yang hendak meliput acara di Pentagon dan mengadakan konferensi pers.

Ketika ditanya mengapa ia datang, Graham mengatakan hal itu untuk berdoa bagi laki-laki dan perempuan yang melakukan pelayanan rohani di medan perang, termasuk anaknya, yang katanya ikut terluka di Irak dan sekarang melayani di Afghanistan.

Dia mengatakan dia tidak percaya "semua agama adalah sama" tapi percaya hanya ada "satu jalan menuju Allah" - dan itu adalah melalui agamanya.

Ketika ditanya apakah ia masih percaya Islam adalah jahat, ia berkata, "Saya percaya dengan cara mereka memperlakukan wanita itu jahat, ya saya lakukan." Seorang wartawan bertanya, dia bisa memahami bagaimana beberapa komentarnya akan menyinggung Muslim? "Oh, saya yakin dengan pendapat saya," katanya. "Saya menemukan apa yang mereka ajarkan, apa yang mereka khotbahkan, dan apa yang ada di internet semua sama, menjadikan umatnya ofensif," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa orang tidak seharusnya tersinggung karena itu hanya sebuah perbedaan pendapat tentang pilihan kepercayaan seseorang. Ia juga menyebut Kristen Amerika "telah kehilangan kebebasan kita sementara orang dari agama lain yang mendapatkan kebebasan mereka."

Sementara Graham berbicara di luar, sekitar 80 tokoh agama menghadiri pelayanan di dalam Pentagon, termasuk wakil dari Gereja Katolik Roma, Yahudi, Muslim, dan pendeta Protestan.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement