Sabtu 15 May 2010 19:08 WIB

Menghias Diri dengan Berbuat Baik

Red: irf
ilustrasi
Foto: Nunu/Republika
ilustrasi

Oleh Prof Dr Imam Suprayogo

Semua orang merasa bahagia jika disebut sebagai penyandang nama yang baik. Oleh sebab itu, ada imbauan untuk menjaga nama baik. Bahkan, akhir-akhir ini orang menyebutnya dengan istilah menjaga citra atau pencitraan. Karena dianggap begitu penting, pemerintah atau sebuah instansi merasa perlu membangun citra diri itu.

Dunia diciptakan oleh Allah berpasang-pasangan. Ada keindahan, ada keburukan; ada tinggi ada rendah. Demikian pula, ada orang yang ketika namanya disebut, melahirkan suasana batin menyejukkan. Sebaliknya, ada nama orang yang jika disebut, menjadikan suasana hati para pendengarnya merasa kurang enak, sedih, jengkel, bahkan sakit. Nama itu dianggap kurang baik, karena pemiliknya pernah melakukan kejahatan dan merugikan orang.

Ketika mendengar nama sekaligus sifat Tuhan, al-asma' al-husna, hati siapa pun merasa sejuk dan damai. Misalnya, mendengar sebutan Allah, ar-Rahman, ar-Rahim, al-Malik, al-Quddus, as-Salam, al-Mu'min, al-Muhaimin, al-Aziz, al-Jabbar, dan seterusnya.