REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Commitee (Mer-C), Sarbini Abdul Murad menyatakan bantahannya ihwal kabar yang menyebutkan terdapat anggotanya yang meninggal usai terjadi penyerangan Israel terhadap kapal Mavi Marmara. Menurutnya, kabar tersebut hanya isu belaka.
"Itu tidak benar, belum terbukti kebenarannya karena belum ada laporan resmi dari pihak kita yang ada disana," ujarnya kepada Republika Online di Markas Mer-c, kawasan Senen, Jakarta Pusat. Sardini menyebut, terakhir kali terjadi kontak dengan relawan yang ikut dalam kapal Armada Kebebasan pada pukul 12.00 WIB atau 07.00 waktu setempat. Saat itu, posisi mereka sedang menaikan jangkar. "Kontak terakhir Itu lewat sms," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kapal Mavi Marmara yang ditumpangi sekitar 800 relawan di mana 12 di antaranya merupakan relawan kemanusian dari Indonesia diserang Israel saat berada 60 km dari garis pantai. Kini, kapal itu dibawa pihak Israel ke sebuah pelabuhan di Ashdod