REPUBLIKA.CO.ID, ISTAMBUL-- Ribuan pelayat mengantar aktivis yang wafat dalam misi kemanusiaan Gaza ke peristirahan terakhirnya. Suara takbir bersahut-sahutan, dan umat agama lain berdoa dengan keyakinan mereka. Tampak dalam iring-iringan itu Ahmet Dogan, ayah Furkan Dogan, aktivis termuda yang turut menjadi korban.
Furkan Dogan, 19 tahun, siswa sebuah SMA, turut dibantai dalam insiden itu. Furkan diketahui berkewarganegaraan ganda, Turki dan Amerika Serikat. Dia lahir di Troy, New York dan ketika usia 2 tahun, ia ikut orang tuanya berpindah ke Turki. "Semoga saya menjadi ayah yang layak baginya. Saya bangga dengan kepergiannya. Dia diberkati di surga," ujarnya.
Dogan mengatakan kepada kantor berita Anatolia dia mengidentifikasi anak laki-laki di kamar mayat, setelah menyadari anaknya tak ada dalam barisan aktivis yang selamat. Furkan mengalami luka tembak di dahi. Ia menuturkan, keluarga tidak sedih karena mereka percaya Furkan meninggal secara terhormat dan syahid.
Pada pemakaman Kamis, 10 ribu orang berdoa di luar masjid Fatih Istanbul sebelum delapan peti mati terbungkus bendera Turki dan Palestina berbaris berturut-turut. Tujuh dari mereka berkewarganegaraan Turki dan satu orang, Furkan, berkewarganegaraan ganda AS-Turki. Seorang lagi dimakamkan terpisah hari ini.
"Biarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan, kita tahu bagaimana menjadi martir untuk Palestina dan Yerusalem," kata Bülent Yildirim, ketua kelompok amal Islam IHH, yang mengorganisir armada Gaza, sebelum pelayat membawa peti mati melalui kerumunan menuju mobil-mobil yang akan mengantar ke pemakaman.
"Seluruh dunia mendukung kami," katanya. "Kami akan terus mengguncang dasar-dasar Zionisme."
Sebelum fajar Kamis, ribuan orang telah membanjiri Istanbul Taksim Square untuk menyambut ratusan aktivis pro-Palestina dari perahu bantuan yang telah dibebaskan. Israel, yang telah menghadapi kritik internasional yang kuat untuk operasi militer yang gagal itu, memutuskan untuk tidak menuntut para aktivis dalam upaya untuk membatasi kemarahan diplomatik.
Secara keseluruhan, 466 aktivis, termasuk lebih dari 50 orang asing, tiba di Istanbul hari Kamis pagi, bersama dengan Duta Besar Turki untuk Israel, Oguz Celikkol.