REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Sanksi baru Dewan Keamanan PBB terkait program nuklir Iran telah dijatuhkan. Namun, Cina yang turut hadir dalam voting itu menyatakan sanksi tak berarti pintu solusi diplomatik tertutup dan menyerukan diperpanjangnya upaya negosiasi.
"Cina selalu menyatakan bahwa cara yang benar untuk menangani masalah nuklir Iran adalah melalui dialog, negosiasi dan sarana diplomatik lainnya untuk mencari solusi yang memenuhi keprihatinan semua pihak," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Gang Qin dalam sebuah pernyataan. "Kenyataan bahwa Dewan Keamanan PBB meloloskan resolusi itu tidak berarti pintu untuk upaya diplomatik tertutup."
Di New York, Duta Besar Cina untuk PBB Li Baodong mengatakan setelah pemungutan suara hari Rabu bahwa sanksi itu ditujukan untuk membatasi nonproliferasi dan tidak akan mempengaruhi "kehidupan normal rakyat Iran" serta tidak menghalangi aktivitas perdagangan normal.
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dijadwalkan untuk tiba di Cina hari Kamis untuk menghadiri World Expo di Shanghai, tapi ia akan mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin senior Cina.
Beijing tampaknya tidak ingin hubungan ekonomi dengan Iran dirugikan akibat sanksi baru itu. Volume perdagangan kedua negara mencapai minimal 36,5 miliar dolar AS tahun lalu. Cina adalah eksportir utama barang-barang konsumsi dan mesin ke Iran dan perusahaan Cina juga memiliki investasi besar dalam proyek-proyek ekstraksi energi Iran dan pembangunan jalan, jembatan, dan pembangkit listrik.
Cina tergantung pada minyak dan gas Iran yang kaya untuk 11 persen dari kebutuhan energi dan tahun lalu menjadi mitra dagang terbesar Iran. "Cina, sebagai sekutu Iran. Negara ini akan melakukan upaya maksimal untuk melindungi kepentingan Iran dalam resolusi itu," kata Yao Jide, seorang ahli Iran di School of International Relations Universitas Yunnan.
Beijing telah menyatakan menentang senjata nuklir bagi Iran tetapi mendukung program energi nuklir sipil Iran. Tradisional Cina menentang sanksi, tapi pergi bersama-sama dengan tiga sanksi resolusi pertama terhadap Iran.
Teheran menegaskan bahwa program adalah damai. Amerika Serikat dan sekutunya mengatakan Iran sedang berusaha untuk memproduksi senjata nuklir. Mereka ingin Iran menghentikan pengayaan uranium dan memulai perundingan yang bertujuan untuk memastikan bahwa ia menggunakan teknologi nuklir hanya untuk tujuan damai.