REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Pemerintah mesti hati-hati menaikkan tarif dasar listrik (TDL) yang rencananya mulai diterapkan bulan depan. Banyak kalangan yang menolak kenaikan TDL itu.
Kebijakan pemerintah untuk mengurangi subsidi TDL dan Gas itu diprediksi akan memicu kenaikan harga barang di Jawa Tengah selama enam bulan ke depan. Berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan Kantor Bank Indonesia (KBI) Semarang pada Mei 2010, ekspektasi responden terhadap kenaikan harga secara umum pada enam bulan mendatang cenderung menguat.
Kenaikan harga diperkirakan bakal terjadi pada beberapa kelompok barang, terutama kelompok komoditi makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok komoditi bahan makanan serta kelompok komoditi sandang. Selain kebijakan pemerintah ini, ekspektasi konsumen terhadap kenaikan harga secara umum juga bakal dipengaruhi oleh situasi keamanan dan sosial politik terkait dengan adanya pemilukada di berbagai daerah di Jawa Tengah.
''Sebab hingga bulan Oktober mendatang di Jawa Tengah masih akan menyisakan tujuh hajat pemilukada,'' ungkap Pemimpin Bank Inndonesia Semarang, M Zaeni Aboe Amin, di Semarang, Selasa (15/6).
Faktor lain yang sudah jamak terjadi dan bisa mempengaruhi kenaikan harga ini, lanjut Zaeni, antara lain adanya gangguan pada distribusi barang dan perkiraan ketersediaan barang atau jasa yang menyusut. Ia juga menyampaikan, hasil Survei Konsumen yang dilakukan pada Mei 2010 menunjukkan masyarakat konsumen semakin optimistis terhadap kondisi perekonomian dibanding periode sebelumnya.
Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Mei 2010. Peningkatan ini melampaui IKK periode survei April 2010 lalu. Peningkatan IKK sangat didorong oleh meningkatnya optimisme masyarakat, baik terhadap kondisi ekonomi saat ini (Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini maupun kondisi perekonomian pada enam bulan mendatang atau Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).