Kamis 17 Jun 2010 02:44 WIB

Capex Kurang, PLN Terbitkan Obligasi

Rep: C03/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 70 triliun pada tahun 2010, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih membutuhkan tambahan dana sebesar Rp 10 triliun. Rencanaya, capex itu akan dipenuhi dari penerbitan obligasi dan pinjaman perbankan.

Direktur Keuangan PLN, Satrio Anggoro DewoIa mengatakan, total dana yang dibutuhkan untuk pengembangan jaringan distribusi PLN di seluruh Indonesia. Total dana jaringan diperkirakan mencapai Rp 13 triliun, dengan penerbitan obligasi dan sukuk ijarah ini sebesar Rp 3 triliun. "Berarti total kekurangannya sekitar Rp 10 triliun," paparnya seusai paparan publik di kantornya di Jakarta, Rabu (16/6). Menurutnya, penerbitan obligasi dan sukuk ijarah sebesar Rp 3 triliun itu nilainya relatif kecil terhadap penambahan modal perseroan, sehingga diperlukan dokumentasi lain untuk mendapatkan dana baru.

Belanja modal akan digunakan untuk membiayai berbagai proyeknya tahun ini, termasuk pembangunan pembangkit, jaringan, distribusi dan transmisi. Selain itu akan digunakan juga untuk proyek 10.000 MW tahap pertama dan kedua.

Menurut Satrio, kebutuhan dana sebesar Rp 10 triliun itu rencananya, antara kombinasi pasar modal dan lembaga keuangan lainnya. Kemungkinan, ucap dia, akan dipenuhi dari penerbitan obligasi atau pinjaman perbankan. Hingga saat ini, sambung dia, PLN telah melakukan pertemuan dengan beberapa bank, baik lokal maupun asing.

"Kami telah mengumpulkan semua dokumentasi market yang dibutuhkan perseroan dan kami juga telah sounding ke perbankan," serunya. Makanya, tutur dia, bergantung market kedepannya seperti apa, jika bagus perseroan bisa ambil, kalau tidak perseroan akan mencari pendanaan melalui ke bank.

Satrio menuturkan, capex tersebut nantinya digunakan untuk distribusi PLN di seluruh Indonesia, tidak terpusat untuk sebuah daerah saja. Dia menambahkan, saat ini kondisi kelistrikan Jawa-Bali membutuhkan jalur distribusi listrik yang lebih kuat. "Sementara, listrik di luar Jawa-Bali membutuhkan banyak perhatian karena masih perlu dibangun infrastruktur seperti jaringan, transmisi dan distribusi," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement