Kamis 06 Feb 2025 00:04 WIB

Toyota Rekrut 1.000 Karyawan untuk Produksi Mobil Listrik Lexus

Produksi mobil listrik Lexus paling cepat tahun 2027.

Lexus Indonesia memperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia kendaraan listrik hybrid All New Lexus LM di GIIAS 2023, ICE BSD Tangerang, Kamis (10/8/2023).
Foto: Republika/Firkah Fansuri
Lexus Indonesia memperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia kendaraan listrik hybrid All New Lexus LM di GIIAS 2023, ICE BSD Tangerang, Kamis (10/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Toyota Motor Corp mengatakan akan mendirikan anak perusahaan di Shanghai untuk mengembangkan dan memproduksi kendaraan dan baterai listrik. Anak usaha Toyota itu akan melakukan kemitraan netralitas karbon dengan kota di China tersebut.

Perusahaan baru tersebut menurut laporan Nippon.com akan mulai memproduksi kendaraan listrik Lexus paling cepat pada tahun 2027 dengan produksi tahunan sekitar 100.000 unit. Langkah tersebut akan menciptakan sekitar 1.000 lapangan pekerjaan atau membutuhkan 1.000 karyawan.

Baca Juga

Produksi kendaraan listrik di Shanghai oleh produsen mobil Jepang tersebut dirancang untuk meningkatkan daya saing perusahaan di pasar China, yang beralih ke kendaraan energi baru.

Toyota juga mengatakan pabrik baterainya yang bernilai 14 miliar dolar di North Carolina akan mulai dikirim pada bulan April untuk digunakan pada kendaraan listrik, hibrida, dan hibrida plug-in untuk pasar Amerika Utara.

Pabrik tersebut diperkirakan akan memperkerjakan sekitar 5.000 pekerja.

Sementara itu, Toyota Motor diperkirakan akan mencatat penurunan laba kuartalan kedua berturut-turut. Laba Toyota terpangkas karena pertumbuhan penjualan yang melambat setelah penjualan yang kuat dan didukung oleh kendaraan hibrida.

Produsen mobil terlaris di dunia itu kemungkinan masih akan menghasilkan laba operasi kuartalan lebih dari 9 miliar dolar AS, karena diperkirakan akan mendapat keuntungan peralihan dari mobil bensin konvensional ke mobil hibrida dengan margin yang relatif tinggi di Amerika Serikat.

Namun, penjualan dan volume produksi yang lebih rendah telah mengindikasikan sedikit perlambatan bagi Toyota. Analis mengatakan itu berarti hasil kuartalan bisa jadi agak lemah, meskipun nilai tukar menguntungkan.

“Itulah ‘narasi umum’ minggu lalu dalam hasil dari sejumlah pemasok mobil Jepang,” kata James Hong, kepala penelitian mobilitas di Macquarie sebagaimana dikutip Reuters, Senin (3/2/2025).

Toyota diperkirakan akan melaporkan penurunan laba operasi sebesar 16 persen tahun-ke-tahun menjadi 1,419 triliun yen (9,1 miliar dolar AS) untuk kuartal Oktober-Desember, menurut estimasi rata-rata sembilan analis yang disurvei oleh LSEG.

Penurunan yang diharapkan terjadi setelah laba anjlok 20 persen pada kuartal sebelumnya, yang menandai pergeseran dari rekor laba beruntun yang dinikmati Toyota pada bulan-bulan sebelumnya, didukung oleh penjualan mobil hibrida yang kuat dan penurunan yen terhadap dolar AS.

Toyota telah mengatakan pekan lalu bahwa penjualan unit grup globalnya mencapai 10,8 juta kendaraan pada tahun 2024, yang berarti tetap menjadi produsen mobil terlaris di dunia selama lima tahun berturut-turut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement