REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM--Para pegawai Departemen Luar Negeri Israel, sebagian terdiri dari para diplomat, berkantor dengan cara tak biasa: mengenakan celana jins, berkaus oblong, dan mengenakan sandal. Kontras dengan penampilan mereka hari-hari sebelumnya yang wajib berdasi dan jas.
"Ini adalah bentuk protes atas gaji yang dinilai tidak layak," ujar salah seorang pegawai. Menurutnya, aksi ini akan terus dilakukan dalam beberapa hari mendatang.
Aksi protes ini dilakukan menyusul macetnya dialog soal gaji antara komite karyawan dengan kementerian keuangan. Pembicaraan soal tuntutan kenaikan gaji sudah dilakukan selama enam bulan ini, dan hasilnya tak memuaskan para karyawan.
Aksi protes itu diikuti oleh pekerja bawah kantor itu, dari penjaga hingga sopir. Beberapa pejabat asing yang berkunjung ke negara itu terpaksa meminta dijemput oleh kantor kedutaan masing-masing.
Pada hari Senin, Deputi Menteri Luar Negeri, Danny Ayalon, harus menyambut kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, tanpa upacara yang semestinya. "Tak ada protokoler yang bersedia melakukan upacara penyambutan dan mengatur segala acara kunjungan," ujar sumber yang namanya minta dirahasiakan.
Uzi Arad, penasehat keamanan nasional untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, harus membatalkan perjalanan ke Moskow karena kedutaan Israel di sana mengatakan dia tidak bisa mengurus segala keperluannya di sana.