REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ingat patung Tiga Mojang? Patung yang menggambarkan tiga perempuan seksi ini menjadi kontroversi dan akhirnya dirobohkan. Patung ini menjadi maskot salah satu perumaha elite di Bekasi. Kalangan umat Islam menuntut patung tersebut dirobohkan karena tidak sesuai dengan nilai-nilai agama, dan hanya menojolkan penampilan seronok.
Patung tersebut telah dirobohkan 19 Juni lalu. Kali ini, laporan soal dirobohkannya patung Tiga Mojang menghiasi majalah kenamaan Time. Dalam laporan itu, Time mendekatkan peristiwa tersebut dengan isu radikalisasi. Mereka yang terlibat merobohkan patung tersebut dianggap sebagai kelompok yang ingin menghidupkan radikalisme.
Artikel yang bicara soal patung seharga Rp 2,5 miliar itu diberi judul Indonesia's Artists vs Muslim Extremists (Seniman Indonesia VS Ekstremis Muslim). Artikel tersebut menjadikan Nyoman Nuarta, seniman yang menciptakan patung Tiga Mojang, sebagai salah satu nara sumbernya. Dalam kutipan yang dimuat Time, Nyoman menilai bahwa upaya untuk merobohkan patung tersebut sebagai gerakan Talibanisasi.
Selain Nyoman, nara sumber lain yang dikutip pernyataannya adalah Rieke Diah Pitaloka, selebriti yang kini jadi anggota DPR, juga pengamat politik internasional, Dewi Fortuna Anwar. Nara sumber lainnya adalah Mikke Susanto, dosen Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.
Artikel itu juga menyebutkan bahwa urbanisasi yang bergerak cepat menjadikan jutaan orang terpinggirkan dari pusat kota. Hal ini dianggap memperngaruhi dinamika keamagaan. Time juga menulis bahwa bekasi merupakan wilayah yang konservatif dan menghadapi tuntutan diberlakukannya syariat Islam terkait maraknya judi, prostitusi, dan Kristenisasi.