REPUBLIKA.CO.ID, MANHATTAN--Ada yang tak biasa di lokasi pembangunan World Trade Center (WTC) baru di ka wa san Manhattan, New York, AS. Jika biasanya udara pagi musim panas cenderung kering, kali ini justru dipekati bau busuk yang jenuh dengan kelembaban.
Bau busuk menguat setelah pekerja konstruksi di sana menemukan bangkai kapal abad ke-18 dalam penggalian di lokasi itu untuk membuat parkiran WTC baru, Selasa (13/7) dini hari. Mereka menemukan relik itu tertanam di kedalaman tujuh meter dari permukaan jalan. Nyaris saja potongan badan kapal yang berukuran sekitar 10 meter itu hancur saat penggalian.
Untunglah arkeolog Molly McDonald jeli melihat dua keping papan yang mencuat dari gundukan tanah ketika penggalian berlangsung. Penemuan dua keping papan itu menjadi petunjuk awal yang membimbing tim arkeolog menemukan keseluruhan bangkai kapal. Setelah pembersihan selama dua hari, ternyata dua kepingan itu bagian dari rusuk lambung kapal.
“Sebuah kapal adalah puncak temuan yang Anda dapatkan di bawah WTC. Ini luar biasa!” seru McDonald, Kamis (15/7) waktu setempat. McDonald dan arkeolog lain, A Michael Pap palardo, ditunjuk AKRF, konsultan lingkungan hidup di New York, untuk meneliti lokasi sekitar Ground Zero, tempat tragedi 11 September 2001. Selain bangkai kapal, mereka juga menemukan serpihan jasad korban.
Menurut sejarawan Norman Brower, kapal itu mungkin digunakan untuk berlayar hingga ke perairan Kari bia. Karena, di lambung kapal ada sejumlah lubang kecil yang umumnya di sebabkan organisme laut yang mengebor kayu dan menyisakan jejak.
Penaksiran usia yang lebih teliti terhadap kapal itu sedang dilakukan melalui dendrokronologi, pengujian lingkaran tahun untuk menentukan tanggal dan urutan kronologis. Juga, menentukan jenis kayu yang digunakan. Selain bangkai kayu, tim arkeolog juga menemukan jangkar besi, beberapa meter dari lambung kapal. Terdapat pula sejumlah jejak kehidupan. “Banyak ceceran sepatu di mana-mana. Saya tidak tahu bagaimana mereka bisa sampai sana,” kata McDonald.
Kondisi bangkai yang terbilang utuh padahal sudah terkubur ratusan tahun, menyisakan pertanyaan bagi peneliti. McDonald menduga, air yang meresap di tanah kedap udara yang mengubur kapal telah menjadi pengawet yang baik bagi kayu. “Karena, bangkai kapal mulai hancur begitu mereka terbuka dan mendapat kontak dengan oksigen,” kata McDonald menjelaskan.
Sebelumnya, penemuan serupa terjadi hampir 30 tahun lalu ketika sebuah kapal kargo ditemukan di kawasan Water Street. Kemungkinan, keberadaan kapal-kapal ini bagian proyek reklamasi daerah aliran Sungai Hudson dan Sungai East pada kurun 1800-an.
Tiga abad lalu, garis pantai Manhattan berbeda dengan yang sekarang. Proyek reklamasi gencar dilakukan pada tahun 1800-an untuk memperluas area, setengah mil dari garis pantai waktu itu. Dalam proyek itu banyak digunakan bangkai kapal, berangkal, dan lumpur. Bangkai itu berbentuk hampir separuh kapal, yang mungkin kapal bekas yang dibelah dan ditenggelamkan untuk memperkuat tanah perluasan.