REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendukung upaya tata ulang para penjual tabung elpiji. ''Tata ulang ini harus dilakukan karena ini memang salah satu yang kita anjurkan termasuk menarik produk yang beredar di pasaran,'' kata Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, saat dihubungi, Selasa (27/7).
Menurut Tulus, saat ini di masyarakat banyak produk elpiji yang cacat. ''Dalam arti cacatnya bisa tidak ber SNI, ada SNI-nya tapi palsu, atau tidak ada SNI sama sekali,'' kata dia.
Tulus menyatakan kalau bisa para penjual tersebut ditender ulang. Menurut dia, dalam sejumlah kasus yang terjadi banyak perusahaan pemenang tender yang dapat order dari pemerintah, namun perusahaan tersebut melakkukan subkontrakt lagi pekerjaannya ke pihak lain yang secara teknis tidak mampu memproduksi tabung dengan standar SNI.
Ini tidak ada yang mengontrol sehingga banyak yang ada tidak memenuhi syarat. Ia menyarankan agar hal semacam ini sebaiknya diputus kontraknya.
Terkait banyaknya pengoplosan tabung elpiji, menurut Tulus, hal ini terjadi karena adanya disparitas harga antara tabung elpiji 3 kg dengan tabung 12 kg. ''Hal ini pun seharusnya sejak awal sudah harus diwaspadai dan polisi tentunya harus mengusut tuntas pengoplosan itu,'' kata dia.