REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Sedikitnya 50 petani ditahan setelah sekitar 500 orang petani se-Prancis melakukan aksi demonstrasi. Mereka memprotes munculnya varietas baru anggur hasil rekayasa genetika.
Para demonstran itu menghancurkan varietas unggul anggur itu di lokasi penelitian milik pemerintah di Perancis bagian timur.
Kepala keamanan untuk wilayah Haut-Rhin, Jean-Christophe Bertrand, mengatakan kepada radio Europe-1 bahwa 50 orang ditahan setelah insiden pada hari Ahad.
Setidaknya tiga menteri, Menteri Lingkungan, Pertanian, dan Penelitian Prancis mengutuk 'kehancuran sengaja' di National Institute for Agronomic Research di Colmar itu.
Dalam sebuah pernyataan, para menteri mengatakan penelitian tentang bioteknologi tanaman merambat itu tidak menimbulkan risiko terhadap kesehatan atau lingkungan. Justru, kata mereka, teknik rekayasa genetika itu diperlukan untuk mengantisipasi menjalarnya virus yang merusak kebun anggur mereka.
Pertanian yang dikembangkan dengan teknologi rekayasa genetika ditentang secara luas oleh ktivis lingkungan Prancis. Mereka menghancurkan secara rutin ladang pertanian yang ditanami dengan tanaman hasil rekayasa genetika.