Sabtu 21 Aug 2010 01:35 WIB

DEN Tekankan Pendanaan Infrastruktur Energi

Rep: Shally Pristine / Red: Budi Raharjo
Pembangkit listrik, ilustrasi
Pembangkit listrik, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Dewan Energi Nasional (DEN) menekankan pentingnya dukungan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur untuk menanggulangi kondisi krisis dan darurat energi. Anggota DEN, Eddie Widiono Suwondho, mengatakan PLTD (pembangkit listrik tenaga diesel) yang menjadi solusi interim PLN untuk mengatasi pemadaman bergilir membutuhkan biaya yang mahal.

Biaya bahan bakar satu PLTD selama setahun setara dengan EPC (engineering, procurement, and construction) PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) dengan keluaran daya yang sama. ''Setahun kita terlambat membangun PLTU, ongkosnya sama dengan membangun PLTU. Kenapa telat membangun? Karena kepastian pendanaan terlambat,'' ucapnya dalam jumpa pers hasil kunjungan DEN dari unsur pemangku kepentingan ke daerah, di Jakarta, Jumat (20/8).

Eddie melanjutkan, hanya saja kendala pendanaan ini tidak terlihat saat penganggaran pembelian bahan bakar untuk mengatasi pemadaman bergilir. Padahal, perlu pendanaan yang kuat untuk melakukan investasi-investasi baru di bidang kelistrikan guna mengakhiri ketidakpastian energi saat ini.

Dengan tarif bersubsidi seperti sekarang, dia memandang PLN tidak mungkin mendanai investasi kelistrikan. ''Kalau untuk beli BBM (untuk PLTD) anggarannya ada tapi untuk investasi semua berhati-hati. Tren ini jangan berulang lagi. Ke depan, pemerintah harus memastikan pendanaannya dulu,'' serunya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement