REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT PLN (persero) dan PT Angkasa Pura II (persero) atau AP II sepakat untuk bersinergi dalam mengelola sistem pasokan ketenagalistrikan di 12 bandara yang dikelola AP II. Komitmen tersebut tertuang dalam dalam MoU yang ditandatangani Dirut PLN,Dahlan Iskan dan Dirut AP II Tri S. Sunoko di Jakarta, Rabu (25/8).
Dahlan Iskan menyatakan, MoU ini menjadi landasan awal untuk melakukan kerjasama dalam hal pengelolaan sistem pasokan ketenagalistrikan yang handal di bandara yang berada di lingkungan AP II dengan pelayanan tertentu. Menurut Dahlan, PLN akan menawarkan konsep dengan empat tingkatan pelayanan.
''Tingkatan pertama adalah sebatas supervisi, PLN menjadi konsultan atau penasehat, mereka semua yang kerjakan kita ikut mengecheck atau konsultasi,'' kata Dahlan. Tingkatan kedua kata dia adalah sampai gardu induk, di mana PLN bertanggung jawab atas keandalan listrik di bandara sehingga tida boleh ada gangguan.
Tingkatan ketiga sampai tegangan menengah di mana raung lingkup PLN masuk hingga ke trafo 20 Kv masing-masing tempat di bandara. ''Ini sudah sangat di luar core bisnisnya AP,'' kata Dahlan. Sedangkan tingkatan keempat adalah pengelolaan listrik secara keseluruhan oleh PLN. ''Kita berharap di tingkatan ke tiga,'' kata Dahlan.
Dahlan mengungkapkan, di tingkatan ketiga pelayanan khusus ini sumber listrik tidak boleh dari satu tempat. ''Selain itu cadangan satu tidak cukup, jadi harus ada cadangan dua yakni UPS dan genset,'' kata Dahlan.
Saat ini kata Dahlan, yang sudah mendapatkan layanan khusus dari PLN selain Istana Negara sebagai objek vital adalah PT Semen Gresik. Sedangkan tarif untuk layanan khusus ini kata Dahlan hanya lebih mahal 100 rupaih per KwH dari tarif industri.
Pada kesempatan yang sama Dirut AP II Tri S. Sunoko menyatakan, kerjasama ini merupakan hikmah dari insiden matinya listrik di bandara Soekarno Hatta pada 6 Agustus lalu meski hanya 1,7 detik. ''Kita menyadari perlu lakukan terobosan besar dalam masalah kelistrikan karena kita menyadari listrik bukan core bisnis AP 2,'' kata Tri.
Menurut Tri, AP II akan fokus pada bisnis airport serta pelayanan jasa ke depan. ''Untuk aspek-aspek penunjan kegitan transport bisnis bandara akan diberikan kepada ahlinya,''kata Tri.
Menurut Tri, kemungkinan AP II akan mengambil pelayanan tingkat tiga dari PLN.''Kehandalan sitem vital listrik di bandara akan diserahkan ke PLN sehingga statusnya zero tolerance, kita ingin jangan sampai seperti kemarin,'' kata Tri.
Tri menargetkan realisasi kerjasama ini bisa dilakukan dalam dua atau tiga bulan ke depan. ''Untuk sementara bandara Soekarno Hatta dulu, setelah itu kemungkinan Medan,'' kata dia.
Menteri Negara BUMN Mustafa Aubakar berharap sinergi kedua BUMN tersbeut bisa meningkatkan citra kedua perusahaan di mata publik. ''Saya berharap apa yang dilakukan ini meski sederhana sarat makna,'' kata dia.
PLN kata Mustafa diharapkan fokus melakukan peningkatan pelayanan fasilitas sitem kelistrikan di bandara Soetta. ''Pekan depan saya harapkan sudah ada presentasi grand strategi untuk langkah peningkatan sistem kelistrikan di bandara Soetta yang komprehensif dan integral,'' kata dia.