REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR--Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, kembali bersuara soal sikap Malaysia. Ia menilai ada upaya Malaysia untuk tidak segera menyelesaikan masalah perbatasan denngan Indonesia.
"Ada kecenderungan Malaysia memperlambat perundingan batas wilayah. Deklarasi Juanda menjadi pegangan kita selama ini," kata Fadel di Makassar, Senin (30/8), saat menghadiri safari Ramadhan Partai Golongan Karya (Golkar). Kecenderungan memperlambat tersebut terindikasi dari penyelesaian permasalahan yang tidak kunjung menemui titik temu selama bertahun-tahun.
Ia mengatakan, pada rapat kabinet minggu lalu, presiden telah memerintahkan untuk segera menggelar perundingan untuk menyelesaikan permasalahan batas wilayah dengan Malaysia karena sudah lama dibiarkan berlarut-larut. "Saya juga akan ikut mendesak Kementerian Luar Negeri untuk menyelesaikan permasalahan batas wilayah tersebut," katanya.
Terkait kerugian negara yang disebut cukup besar akibat pencurian ikan oleh nelayan asing di perairan Indonesia mencapai Rp50 triliun, ia membantahnya. "Saya bingung kalau ada yang bilang Rp50 triliun, jadi angka tersebut tidak pernah ada," ujarnya.
Ia mencontohkan, jika diasumsikan pencurian ikan yang terjadi sebanyak 20 persen dari total produksi ikan nasional sebanyak 5,6 juta ton per tahun dengan harga ikan per kilogramnya Rp20 ribu, kerugian negara diperkirakan sebesar Rp200 miliar. Kementerian Kelautan dan Perikanan akan fokus mengurus yang berhubungan dengan kesejahteraan dan kemakmuran dan bukan keamanan.