REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI--Pemimpin proyek pembangunan Islamic Center di dekat lokasi ground zero, Imam Feisal Abdul Rauf, menegaskan tak ada benturan antara Islam dengan Amerika Serikat atau dengan agama lainnya terkait dengan rencana pembangunan Islamic Center tersebut. Yang terjadi adalah pertarungan antara kalangan moderat dengan radikal di Amerika.
Imam Feisal mengatakan, demonstrasi menentang Islamic Center yang lokasinya hanya dua blok dari lokasi runtuhnya menara kembar WTC hanya dipimpin oleh sekelompok kecil warga Amerika alias suara minoritas. Sementara, mayoritas warga Amerika lebih suka bertindak dalam semangat konstitusi negara itu yang menghargai kebebasan beribadah.
''Ada juga kelompok yang sangat kecil, suaranya memang nyaring dan terdengar hiruk-pikuk yang memukul genderang untuk wacana penolakan. Jadi pertanyaannya adalah wacana apa yang akan mendominasi, tidak hanya dalam jangka pendek namun dalam jangka panjang,'' ujarnya seperti dikutip Al Arabiya.
Menurut Imam Feisal, perdebatan atas rencana pembangunan Islamic Center itu hendaknya bisa dijadikan pelajaran bagi umat Islam di Timur Tengah untuk mengelola kehidupan kebebasan beragama dan perlindungan hak-hak keagamaan warganya.
Imam Feisal saat ini sedang dalam rangka perjalanan ke Bahrain, Qatar, dan UEA. Tur itu disponsori Departemen Luar Negeri Amerika untuk mempromosikan dialog antaragama dan membahas hubungan antara Amerika dengan dunia Muslim, antara Islam dengan Amerika.
Imam Feisal mengatakan, para pemimpin Kristen dan Yahudi telah berbicara untuk mendukung proyek Islamic Center tersebut dan dialog antar-agama. Dia juga mengatakan, penolakan terhadap pembangunan Islamic Center itu juga tak lepas dari motif politik yang dilakukan para politikus di negaranya. Pasalnya September mendatang, para politikus itu akan menghadapi pemilu sela. ''Tidak ada keraguan bahwa musim pemilu berdampak besar pada wacana yang dilontarkan,'' katanya.