REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, mengatakan pada televisi Amerika Serikat (AS) bahwa sanksi tambahan tak akan melukai Republik Islam itu. Sementara, negara Barat mendesak diberlakukannya sanksi lebih keras terhadap program nuklir Teheran.
"Negara kami tak memerlukan Amerika Serikat sama sekali," kata Ahmadinejad kepada NBC News dalam satu wawancara yang dilakukan di Ibu kota Iran, Teheran, dan diudarakan di AS, Rabu malam (15/9).
"Sekalipun pemerintah AS meningkatkan sanksi... 10 kali lagi, dan bahkan (jika) negara-negara Eropa bergabung dengan Amerika Serikat untuk menjatuhkan sanksi yang lebih berat, kami di Iran tetap berada pada posisi untuk memenuhi kebutuhan kami sendiri," kata Presiden Iran tersebut.
Bahkan, Presiden Iran itu mendesak badan pengawas nuklir PBB untuk menyelidiki musuh bebuyutan Teheran, Israel, sehubungan dengan dugaan simpanan senjata nuklirnya.
"Mereka memiliki senjata nuklir, dan mereka terus mengancam tetangga mereka," kata Ahmadinejad. "Dan dalam satu tahun belakangan, mereka mengancam Iran lebih dari 10 kali."
Rabu pagi, Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice mendesak diberlakukannya sanksi lebih keras atas Iran dan mengatakan Republik Islam tersebut menolak untuk menangani keprihatinan penyebaran kami dan tampak bertekad untuk memiliki senjata nuklir.
Di tengah gelombang keprihatinan baru internasional mengenai kegiatan Iran, Inggris dan Prancis juga mengatakan makin banyak negara harus memberi laporan tentang bagaimana mereka menerapkan empat babak sanksi yang dijatuhkan oleh Dewan Keamanan PBB.
Seorang pejabat AS mengatakan para diplomat dari enam negara besar yang memantau program nuklir Iran akan bertemu pekan depan di New York, AS, hanya sedikit lebih dari tiga bulan setelah sanksi paling akhir Dewan Keamanan PBB atas Iran sehubungan dengan program nuklirnya, yang kontroversial.