REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tiga truk yang mengangkut bahan peledak meledak di dalam kompleks polisi di Sri Lanka timur, menewaskan setidaknya 60 orang dalam apa yang disebut militer satu kecelakaan.
Ledakan itu terjadi di Karayinadaru, sekitar 50 km dari kota pelabuhan Batticaloa dan di satu daerah multietnik yang dikuasai pemberontak Macan Tamil sampai tahun 2007. "Enam puluh orang di dalam kompleks kantor polisi itu tewas. Sebagian besar dari mereka adalah polisi," kata juru bicara militer Mayjen Ubaya Nedawela.
Dua karyawan China dari satu perusahaan konstruksi milik China yang sedang mengerjakan jalan di daerah itu termasuk di antara yang tewas, katanya. Truk-truk itu diparkir dalam kompleks sekitar kantor polisi di Karadiyanaru, katanya.
Gambar-gambar di TV lokal menunjukkan sebuah gedung dengan dua bagian dindingnya ambruk, menghantam truk-truk itu dan mayat-mayat tergeletak di tanah. "Kami menerima 52 korban dan tiga orang sejauh ini. Kami akan mengirim dua orang ke Kolombo untuk perawatan lebih lanjut," kata Direktur Rumah Sakit Umum Batticaloa, P. Murugananda, kepada Reuters melalui telefon.
Tidak jelas apakah ketiga orang yang tewas di rumah sakit itu termasuk di antara 60 orang yang tewas sesuai yang dikemukakan militer itu. Di sebuah negara yang dilanda ratusan serangan bom bunuh diri selama koflik separatis tiga dasa warsa dengan pemberontak Macan Tamil yang berhasil dikalahkan pemerintah tahun lalu, ada kecurigaan bahwa ledakan itu bukan kecelakaan.
Akan tetapi, pemerintah telah menguasai Sri Lanka timur sejak tahun 2007 setelah mengalahkan pemberontak Macan Tamil. Pada Mei 2009 militer menghancurkan secara total pasukan separatis dan menewaskan seluruh pemimpin penting mereka.
Kendatipun masih ada sejumlah besar polisi dan militer, daerah timur yang dihuni multietnik itu telah terbuka dan banyak dikunjungi wisatawan lokal. Akan tetapi masalah-masalah kepemilikan tanah tetap rawan dan aksi kekerasan antara kelompok-kelompok bersenjata sering terjadi.
"Unsur yang masih ada dan frustasi yang hidup dengan bahan peledak selama 30 tahun bisa menyabot hal-hal ini," kata Kusal Perera, seorang pengamat dari Pusat Demokrasi Sosial di Kolombo yang sering mengecam pemerintah.
Sri Lanka dilanda tiga pemberontakan sejak timbulnya pemberontakan kelompok JVP yang Marxis di selatan tahun 1971, plus perang separatis Macan Tamil yang dimulai awal tahun 1983 dan pemberontkan JVP lainnya tahun 1988-1989.