Jumat 19 Nov 2010 17:55 WIB

Militer Nigeria Bebaskan 19 Sandera

REPUBLIKA.CO.ID,PORTHARCOUT--Militer Nigeria membebaskan 19 sandera di kawasan penghasil minyak di negara itu, yang mencakup warga AS, Prancis, Indonesia dan Kanada yang diculik di instalasi perminyakan. Para sandera yang dibebaskan itu ditunjukkan kepada wartawan Kamis, beberapa dari mereka masih mengenakan pakaian kerja, dan militer menyatakan bahwa mereka dibebaskan dari sebuah kamp militan. Mereka terlihat sehat. "Orang-orang ini diselamatkan dari Kamp Obese di negara bagian Rivers," kata Mayor Jendral Charles Omoregie.

Operasi pembebasan pada Rabu itu dilakukan setelah serangkaian penculikan di Delta Niger, salah satu daerah penghasil minyak terbesar dunia, dan setelah militer mengancam melakukan serangan untuk membersihkan kamp-kamp militan. Serangan-serangan belakangan ini mengisyaratkan babak baru penculikan di kawasan itu setelah program amnesti yang ditawarkan tahun lalu dianggap telah menurunkan kerusuhan di sana.

Beberapa sumber keamanan sebelumnya memastikan bahwa 19 sandera telah dibebaskan. Mereka yang dibebaskan itu mencakup dua warga Prancis, dua AS, dua Indonesia, satu Kanada dan orang-orang Nigeria, kata sumber-sumber keamanan. Orang-orang itu diculik dalam sejumlah penyerbuan belum lama ini terhadap fasilitas minyak di Delta Niger.

Menteri Luar Negeri Prancis sebelumnya mengkonfirmasi bahwa dua warga Prancis telah dibebaskan. Menteri Luar Negeri Kanada Lawrence Cannon menyambut baik berita pembebasan itu. Kelompok utama Nigeria MEND mengklaim bertanggung jawab atas penculikan 14 sandera. Mereka yang dibebaskan itu diyakini diculik dalam tiga insiden terpisah.

Delapan orang diculik dalam serangan pekan ini terhadap fasilitas ExxonMobil, dan tujuh orang lain diculik pekan lalu dalam serangan terhadap kapal penunjang dan sebuah galangan minyak Transocean yang diawasi oleh Afren. Empat orang lagi yang diyakini sebagai pegawai Julius Berger diculik dalam insiden lain, kata sumber-sumber itu.

MEND, kelompok paling lengkap persenjataannya diantara sejumlah kelompok pemberontak yang beroperasi di wilayah selatan penghasil minyak, mengklaim melancarkan sejumlah serangan sejak pemerintah Nigeria menawarkan amnesti pada Juni 2009. Kelompok itu telah mendesak semua perusahaan minyak yang masih beroperasi di Delta Niger segera pergi, dengan mengancam melancarkan serangan-serangan baru.

MEND bertanggung jawab atas serangkaian serangan terhadap perusahaan-perusahaan minyak besar yang mencakup Shell, Chevron dan Agip. Serangan-serangan itu sempat membuyarkan harapan bahwa tawaran amnesti akan menciptakan masa tenang. Delta Niger sejak 2006 dilanda kerusuhan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang menyatakan berjuang untuk pembagian lebih besar dari kekayaan minyak di kawasan itu bagi penduduk setempat.

Kerusuhan itu telah menurunkan ekspor minyak Nigeria menjadi 1,8 juta barel per hari, dari 2,6 juta barel tiga setengah tahun lalu. Geng-geng kriminal juga memanfaatkan keadaan kacau dalam penegakan hukum dan ketertiban di wilayah itu. Lebih dari 200 warga asing diculik di kawasan delta tersebut dalam dua tahun terakhir. Hampir semuanya dari orang-orang itu dibebaskan tanpa cedera.

Nigeria adalah produsen minyak terbesar Afrika namun posisi tersebut kemudian digantikan oleh Angola pada April tahun 2008, menurut Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

sumber : ant/AFP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement