REPUBLIKA.CO.ID, HAMBURG--Maskapai Jerman, Lufthansa, akan segera menggunakan campuran biofuel dalam bahan bakar untuk penerbangan komersil pada April. Lufthansa mengatakan perusahaan akan melakukan uji coba selama enam bulan pada rute penerbangan Hamburg dan Frankfurt.
Uji coba itu merupakan bagian studi jangka panjang terhadap efek campuran 50-50 bioavtur terhadap perawatan dan usia mesin. Selama 18 bulan terakhir, sejumlah maskapai, termasuk rival dari Eropa, KLM, dan beberapa yang berbasis di Amerika Serikat, telah melakukan demonstrasi penerbangan dengan menggunakan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Sedangkan Lufthansa memilih melewatkan sesi demonstrasi. Maskapai langsung menuju jadwal penerbangan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, demikian menurut kepala perusahaan, Wolfgang Mayrhuber. "Lufthansa akan menjadi maskapai pertama di dunia yang menggunakan biofuel pad penerbangan dalam kerangka uji coba jangka panjang," ujar Mayrhuber.
Penerbangan itu akan menggunakan pesawat A321, dan pengisian bahan bakar akan dilakukan di Hamburg. Hanya satu dari dua mesin akan menggunakan bahan bakar campuran, sementar yang lain akan bekerja dengan bahan bakar murni mesin jet. Spesifikasi detail tentang campuran bahan bakar tidak diungkap, namun Mayrhuber mengatakan dalam pernyataan bahwa bahan bakar sintesis biologi itu berasal dari sumbel yang berkelanjutan.
"Tidak ada hutan hujan tropis yang akan digundulu gara-gara bahan bakar biologi Lufthansa," ujarnya. "Dalam proses pembelian bahan bakar biologi, kami memastikan asli dari pasokan dan proses yang sifatnya berkelanjutan," imbuh Mayrhuber.
Bahan bakar tersebut bakal dipasok perusahaan Finlandia, Nestel Oil. Perusahaan itu mengklaim bahwa bahwa materi bilogi di bahan bakar jet itu akan mengurangi emisi 40-80 persen gas rumah kaca dalam siklus pembakaran. Sertifikasi bahan bakar biologi baru itu diharapkan diperoleh Maret tahun depan, beberapa saat sebelum jadwal penerbangan Lufthansa dimulai.