REPUBLIKA.CO.ID,Seorang anggota parlemen Israel (Knesset), Dani Dannon, menyurati Perdana Menteri Turki Recep Erdogan hanya untuk mengatakan, pasukan komando Zionis yang menyerang Freedom Flotilla Mei lalu seharusnya membunuh saja semua penumpang kapal kemanusiaan untuk Gaza, Mavi Marmara.
IMEMC melaporkan Kamis pekan lalu, Dannon menyesalkan pasukan komando Zionis “yang terlalu disiplin sehingga hanya membunuh sembilan orang.” Dalam serangan ba’da Subuh 31 Mei lalu itu, dengan menggunakan 30 speedboats, 4 kapal perang, dua kapal selam dan beberapa helikopter, tentara-tentara Zionis menyerbu enam kapal kemanusiaan termasuk Mavi Marmara yang tergabung dalam Freedom Flotilla menuju Gaza.
Pasukan komando bertopeng hitam itu lalu membajak dan menyeret semuanya ke pelabuhan Ashdod di tanah Palestina yang dijajah Zionis itu. Sembilan orang relawan dari Turki syahid dalam serangan brutal terhadap Mavi Marmara sekitar 50 orang luka parah termasuk dua orang relawan Indonesia – Surya Fachrizal, yang juga wartawan Hidayatullah dan Sahabat Al-Aqsha, dan Okvianto Emil Baharuddin dari KISPA.
Hingga kini masih ada satu orang relawan Turki yang terbaring dalam keadaan coma di Ankara akibat peluru yang bersarang di kepalanya. “Seharusnya Israel tahu sebelumnya bahwa di atas kapal itu ada teroris, sehingga militer mendapatkan perintah untuk membunuh mereka semua, ‘yang mengancam keselamatan’” tambah Dannon.
Dannon juga ‘menyesali’ karena Zionis tidak melakukan pemeriksaan ‘keamanan’ terhadap semua penumpang kapal Turki Mavi Marmara sebelum kapal itu berlayar. Di samping itu Dannon juga menuduh bahwa para relawan Mavi Marmara membawa senjata dan ia menyesalkan ‘keteledoran’ Zionis yang dikatakannya ‘membiarkan penumpang kapal itu membawa senjata’.
Beberapa waktu belakangan ini diberitakan adanya usaha sejumlah kalangan untuk mendesak pemerintahan Zionis agar memberikan ganti rugi kepada keluarga para korban serangan brutal itu.
Benjamin Netanyahu sudah membantah laporan-laporan yang menyatakan bahwa Zionis berniat membayar kompensasi kepada keluarga para syuhada itu.
Nentanyahu bahkan mengatakan akan meyakinkan Turki untuk mencabut tuntutannya terhadap militer Zionis. Meminta maaf secara resmi atas perbuatan itu, menurut Netanyahu, hanya akan memuluskan jalan Ankara membawa militer Zionis ke depan mahkamah internasional.