REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Harian umum republika kembali akan mengadakan acara dzikir akbar, Jumat (31/12). Kegiatan itu mendapat sambutan positif dari berbagai tokoh umat Islam.
Tutty Alawiyah, Rektor Universitas Islam As-Syafiiyah, mengatakan acara dzikir Akbar adalah kegiatan positif sebagai ikhtiar perbaikan bangsa.
Ia mengajak masyarakat menjadikan dzikir sebagai instrumen introspeksi diri. Tahun baru adalah momen yang tepat memohon ampun atas dosa dan kekhilafan yang telah lalu.
Kemiskinan, kebodohan, dan moral yang rendah, masih mewarnai kehidupan bangsa. Dzikir akhir tahun, harap Tutty, menjadi titik tolak kebangkitan dari keadaan yang masih memperihatinkan itu. Sehingga hari esok lebih baik dari hari ini.
Ia menilai tidak ada masalah meski acara tersebut bertepatan dengan pergantian tahun Masehi. Karena, penanggalan Masehi telah lekat dengan kehidupan masyarakat.
Sebagai kegiatan positif acara dzikir semacam itu perlu kontinuitas. Tujuannya, kata Tutty, agar tradisi itu menjadi kebutuhan masyarakat.
Namun, Tutty mengingatkan masyarakat jangan berhenti pada aktivitas dzikir. Masyarakat juga harus memperdalam pemahaman agama. Tanpanya, dzikir jangan menjadi aktivitas basa-basi yang kosong.
Masyarakat, kata dia, harus mengubah energi dzikir menjadi aksi nyata. Caranya dengan melakukan langkah kreatif dalam kondisi kekinian bangsa. "Dengan melangkah secara aktual dan bergerak dengan makna, dzikir akan memberi energi besar," katanya.