Ahad 02 Jan 2011 18:03 WIB

Islam Membuat Heather Ramaha Merasa Lengkap

Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Heather Ramaha, staf Angkatan Laut AS yang beralih memeluk Islam tak lama setelah tragedi WTC 11 September terjadi.
Foto: Honolulu Advertiser
Heather Ramaha, staf Angkatan Laut AS yang beralih memeluk Islam tak lama setelah tragedi WTC 11 September terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, HAWAI--Kurang dari tiga pekan setelah teroris menghantam menara kembar WTC, di New York, Heather Ramaha, berdiri di antara sekelompok wanita di masjid Manoa, Hawai, yang mengikrarkan Syahadat di dalam Bahasa Arab. Ia bersaksi bawa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah.

Beberapa pengelola masjid di penjuru negara mengatakan mereka menyaksikan peningkatan orang-orang yang beralih memeluk Islam hingga empat kali lipat. Peningkatan itu justru terjadi sejak tragedi 11 September terjadi, ketika cerita tentang Islam melompat, semula dari halaman belakang menjadi halaman depan di seluruh dunia.

Kini Ramaha memasukkan keyakinan Islamnya dalam kehidupannya sebagai staf Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS) di Pearl Harbor mulai Juli 2002. Ia tidak mengenakan jilbab saat bekerja sebagai ahli kesehatan gigi, namun ia mengaku akan mengenakan penutup rambut ketika memasuki masjid.

Di awal-awal memeluk Islam, ketika suaminya, seorang Marinir, bertugas jauh, ia mengaku belum mampu melaksanakan shalat lima waktu dalam bacaan bahasa Arab seluruhnya, tanpa bantuan suaminya. Namun salah satu yang membuat Islam nyaman baginya karena ia bisa mempraktekan keyakinan itu sesuai dengan kemampuannya, tak menuntut kesempurnaan ketika ia masih memelajarinya satu persatu.