REPUBLIKA.CO.ID,SEATTLE-Teror yang diterima Muslim di AS seakan tiada henti. Kepolisian Seattle melayangkan tuduhan ‘tindak kejahatan bermotif kebencian’ (hate crime) terhadap seorang warga setempat karena tindakannya terhadap seorang pramuniaga Muslim. Di sebuah supermarket lokal, menurut keterangan kepolisian, pelaku mengancam korban yang seorang wanita bahwa ia akan membunuh korban jika tak pergi dari Amerika.
‘’Ini Amerika, mengapa kamu di sini,’’ ujar pelaku dengan kata kasar, seperti dikutip situs abna.ir, Kamis (6/1). Korban mengenakan penutup muka Muslimah dan memiliki nama Timur Tengah. Tak puas sampai di situ, pelaku mengatakan akan ‘menangkap’ korban saat korban pulang.
“Kami berterima kasih kepada Kepolisian Seattle karena menganggap ini sebagai tindakan kriminal serius yang bermotifkan kebencian,’’ ungkap Direktur Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) negara bagian Washington, Arsalan Bukhari.
Polisi menjerat pelaku dengan pasal kejahatan bermotif kebencian (hate crime). Dalam laporannya, Kepolisian Seattle mencantumkan ‘motif bias: anti-Islam’.
Bukhari mengatakan pihaknya akan melaporkan kepada FBI setempat dan meminta lembaga ini untuk menyelidiki apakah kasus ini bisa dibawa ke tingkat federal.
Bulan lalu, CAIR meminta dilakukannya penyelidikan hate crime atas sebuah peristiwa pelecehan terhadap seorang wanita Muslim di Oregon.
Pada Oktober, CAIR menemukan insiden dimana dua orang wanita Muslim keturunan Somalia diserang secara verbal dan fisik di sebuah pom bensin di Tukwila, Washington. Seorang di antaranya diteriaki ‘teroris’ dan ‘pengebom bunuh diri’. Mereka juga diteriaki agar pulang ke negara asal.
Di Idaho, CAIR meminta aparat penegak hukum lokal dan federal untuk melayangkan tuduhan hate crime terhadap seorang pria yang mengancam seorang wanita Muslim di sebuah supermarket Walmart.
Di Ohio Desember lalu, seorang wanita Muslim diserang di luar masjid. CAIR telah meminta FBI untuk menyelidiki motif bias di balik insiden ini.
Sementara di Michigan, masjid, Islamic center, dan organisasi Muslim kerap menerima email berisikan kebencian. Email yang sama juga diterima sebuah masjid di Ohio.