Jumat 14 Jan 2011 01:43 WIB

Menlu Korsel: Korut Ingin Buat Bom Nuklir

Korsel dan Korut
Korsel dan Korut

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL--Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kim Sung-Hwan menilai program pengayaan uranium baru Korea Utara, bertujuan untuk membuat senjata nuklir. Hal tersebut sekaligus menepis klaim Pyongyang yang menyatakan program itu semata-mata bertujuan damai.

"Saya rasa (program) itu bertujuan untuk menciptakan bom nuklir yang berbasis plutonium tingkat tinggi," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Yonhap yang dirilis Kamis (13/1).

Korut meningkatkan kekhawairan keamanan regional pada November lalu dengan mengungkap pengoperasian pabrik pengayaan uranium yang akan dikunjungi para ahli asal Amerika Serikat. Mereka mengatakan pabrik itu akan menghidupi reaktor air ringan yang masih dalam pembangunan untuk menghasilkan energi listrik.

Namun pejabat senior AS dan pejabat lainnnya khawatir bahwa instalasi itu dengan mudah akan dialihkan penggunaannya untuk menciptakan uranium tingkat tinggi untuk menambah persediaan plutonium negara itu. Korut keluar dari pembicaraan pelucutan nuklir enam pihak pada April 2009 dan melakukan percobaan senjata nuklirnya sebulan kemudian.

Forum yang diikuti sekutu utama Korut, China, juga melibatkan kedua Korea beserta Amerika Serikat, Jepang, dan Rusia. Kim mengatakan upaya untuk dimulainya kembali negosiasi telah mendapatkan momentumnya kembali baru-baru ini.

Ia mengatakan Seoul, Tokyo dan Washington telah menyamakan pandangan dan Moskow juga tampaknya sependapat dalam beberapa hal tentang rencana itu. "China memiliki persepsi yang berbeda terhadap Korut jadi kami harus lebih banyak berdialog dengan Beijing," kata Menlu itu kepada Yonhap.

Korut telah menunjukkan niatnya untuk dimulainya kembali dialog. Tapi AS, Jepang, dan Korsel kini bersikap lebih dingin dengan menyatakan Korut harus terlebih dahulu menunjukkan keseriusannya tentang denuklirisasi sebelum pembicaraan kembali dimulai.

Hubungan lintas perbatasan di Semenanjung Korea semakin dingin sejak Korsel menuduh Korut melakukan serangan torpedo yang menenggelamkan kapal perang Korsel, Cheonan, yang menewaskan 46 awak kapalnya pada Maret lalu, sementara Korut membantah keterlibatannya dalam serangan itu.

Ketegangan memuncak ketika Korut pada 23 November lalu melakukan serangan artileri berpeluru tajam ke pulau perbatasan milik Korsel, menewaskan empat orang termasuk warga sipil Korsel.

Namun dalam perubahan taktik mereka tahun ini Pyongyang menyerukan dialog. Kim kembali menegaskan bahwa Korsel terbuka untuk segala bentuk dialog, namun Korut harus bertanggung jawab terhadap serangan itu dan menunjukkan komitmen nyatanya terkait pelucutan senjata nuklir.

"Harus ada bentuk tanggung jawab terkait penenggelaman Cheonan dan pembombardiran Yeonpyeong. Harus ada pula komitmen bahwa mereka tidak akan melakukan provokasi semacam itu lagi dan jaminan bahwa Korut serius tentang denuklirisasi," tandas Kim.

sumber : ant/AFP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement