REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN - Iran akan menolak permintaan ijin bagi unjuk rasa oposisi reformis untuk mendukung revolusi yang telah menjatuhkan presiden Mesir Hosni Mubarak. Demikian kata seorang pejabat pemerintah.
"Rakyat ini sepenuhnya menyadari ketidakabsahan permintaan mereka dan mereka tahu mereka tidak akan mendapat ijin untuk melakukan keributan," kata Mehdi Alikhani-Sadr, wakil direktur biro politik Kementerian Dalam Negeri, sebagaimana dikutip oleh kantor berita Fars.
Selalu sangat tidak mungkin pemerintah akan mengijinkan unjuk rasa yang diorganisir oleh kelompok yang mereka anggap sebagai penghasut. Mehdi Karoubi dan Mir Hossein Mousavi, yang kalah dalam pemilihan presiden 2009 yang diperselisihkan, telah meminta ijin untuk melakukan demonstrasi guna mendukung revolusi di Mesir dan Tunisia.
Teheran telah mengatakan revolusi Mesir sebagai Kebangkitan Islam sama dengan Revolusi Iran 1979. Ribuan orang Jumat (11/2) lalu menandai ulang tahun ke -32 revolusi itu dalam unjuk rasa di Teheran yang diadakan oleh badan ulama Iran sebagai unjuk solidaritas dengan demonstran Islam di Kairo.
Sebagian besar kelompok oposisi di Mesir menekankan sifat sekuler pada protes mereka. Juni 2009 telah menyaksikan demonstrasi massa di Teheran terhadap kepemimpinan Iran menyusul pemilihan kembali Presiden Mahmoud Ahmadinejad yang diperselisihkan. Gerakan tersebut sesudah itu ditumpas, tapi para pengkritik pemerintah melihat kejadian di Kairo sebagai kemungkinan pendorong bagi kebangkitan kembali demonstrasi di Iran.