REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Sekjen PSSI, Nugraha Besoes, menegaskan bahwa PSSI tidak akan mengambil langkah untuk mengklarifikasi pernyataan Presiden FIFA, Sepp Blatter, terkait pencalonan Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI 2011-2015. Kepada Dubes RI untuk Swiss, Djoko Susilo, Blatter secara tegas melarang Nurdin untuk kembali mencalonkan diri.
"Kami tidak perlu konfirmasi ke FIFA. Surat-surat dari FIFA ini saja sudah cukup," kata Nugraha.
Nugraha juga mengungkapkan kecurigaannya terhadap pernyataan Blatter yang disampaikan Djoko. Nugraha mengatakan FIFA selama ini tidak pernah melakukan sesuatu berdasarkan persepsi pribadi Blatter. Melainkan, kebijakan FIFA harus diputuskan terlebih dahulu oleh Komite Eksekutif FIFA.
Nugraha sebaliknya lebih percaya kepada dua utusan PSSI, Nirwan Bakrie dan Dali Taher, yang bertemu dengan Sekjen FIFA, Jerome Valcke, dan Ketua Asosiasi dan Pengembangan, Thierry Ragenass, pada 7 Maret lalu. Keduanya bertemu untuk membahas mengenai persiapan dua kongres yang menjadi agenda PSSI, aturan yang menjadi dasar kedua kongres tersebut, serta Liga Primer Indonesia (LPI).
"Kalau pertemuan PSSI dengan FIFA itu valid karena saksi hidupnya ada di situ. Kalau pertemuan yang tadi (Djoko dengan Blatter serta Rita Subowo dengan Blatter -Red) kan tidak ada saksi hidupnya," kata Nugraha.
Djoko sehari sebelumnya menceritakan bahwa Blatter melarang Nurdin mencalonkan diri lagi sebagai ketua umum PSSI. Beberapa jam setelahnya, giliran Ketua KONI/KOI yang mengatakan bahwa Blatter melarang Nurdin, bersama dengan Arifin Panigoro, George Toisutta, dan Nirwan Bakrie menjadi ketua umum PSSI.
Baik Djoko dan Rita mengaku bertemu dengan Blatter dalam kesempatan yang berbeda di hari yang sama. ''Hal itu membuat saya pusing. Yang satu bilang hanya satu (Nurdin -Red) yang tidak boleh. Sedangkan, yang lain bilang empat orang tidak boleh. Ini mana yang benar? Tidak tahu kan?" tutur Nugraha.