REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Kisruh yang terjadi di PSSI belakangan ini memancing Indonesia Football Watch (IFW) untuk turun tangan. Badan yang dibentuk untuk memantau PSSI tersebut berencana mempertemukan PSSI dengan Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN). Dua organisasi yang saat ini sedang bertikai.
"Kami akan gelar sarasehan persepakbolaan nasional pada 16 Maret nanti untuk mencari solusi atas kemelut yang menimpa PSSI dan persepakbolaan pada umumnya," ujar ketua IFW, Sumaryoto, dalam konferensi pers di kantor Menpora, Jakarta, Kamis (10/3) siang.
Rencananya, IFW akan mengundang para stakeholder PSSI dan persepakbolaan nasional seperti pemerintah (Menegpora), pengurus PSSI, KONI/KOI, KPPN, Forum Pemilik Suara PSSI (FPSP), para tokoh sepakbola nasional, dan masyarakat pencinta sepakbola Indonesia. "Saya harap masing-masing pihak akan memberikan sumbang saran dalam rangka mencari solusi atas kemelut di tubuh PSSI sehingga akan dicapai saling pengertian serta kesamaan visi, misi, dan persepsi di antara pihak-pihak yang selama ini berseberangan," ujar Sumaryoto.
KPPN sebelumnya mengklaim memiliki anggota 87 pemilik suara PSSI sehingga berinisiatif menyelenggarakan kongres sendiri. PSSI kemudian membantah terdapat suara sebanyak itu yang bergabung ke KPPN dan belakangan menegaskan hanya PSSI organisasi yang diakui FIFA di Indonesia.
Sarasehan tersebut, kata Sumaryoto, rencananya akan diakhiri dengan penandatanganan semacam Memorandum of Understanding (MoU) dari pihak-pihak peserta sarasehan yang hadir. MoU tersebut nantinya akan dikirimkan ke FIFA oleh perwakilan IFW. Sehingga FIFA nanti bisa melihat kongres PSSI yang berbudaya dan sesuai dengan konstitusi FIFA.
"Selain membawa MoU tersebut, perwakilan kami nanti juga akan meminta bukti surat tertulis FIFA terkait isi pembicaraan antara Sepp Blatter dengan Rita Subowo maupun Djoko Susilo," ujar Sumaryoto.