REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG - PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB), yang mengelola klub sepakbola Persib Bandung, dipastikan tidak lagi dipimpin oleh Umuh Muhtar mulai tanggal 25 Mei 2011. Umuh Muhtar mengaku sudah menandatangani surat pengunduran diri sebagai Direktur Utama pada beberapa hari yang lalu.
“Mulai tanggal 25 mei, saya sudah tidak aktif lagi sebagai dirut PT PBB. Sedangkan untuk posisi sebagai manajer tim, saya tidak tahu,” ungkap Umuh seperti dikutip situs simamaung.com.
Umuh adalah Direktur Utama yang pertama sejak PT PBB didirikan di Bandung pada pertengahan bulan Desember 2008. Dalam 2,5 tahun perjalanannya, PT PBB berhasil menarik sebuah konsorsium untuk membeli saham mayoritas sehingga tim Persib tidak lagi menyusu pada biaya APBD kota Bandung. Ini adalah sebuah prestasi karena menjadikan Persib Bandung sebagai mantan klub perserikatan yang menjadi klub profesional pertama di Indonesia.
Secara bisnis, PT PBB juga sukses menggandeng beberapa sponsor utama untuk membiayai perjalanan tim Maung Bandung sehingga klub kebanggaan bobotoh ini bisa bertahan di Liga Super Indonesia tanpa ada masalah finansial yang berarti. Hal ini menjadikan Persib Bandung menjadi klub pertama yang dikunjungi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai rujukan pemerintah yang berencana memutuskan aliran dana bagi klub profesional di LSI melalui kebijakan penggunaan APBD.
Baik dalam pengelolaan keuangan dan bisnis, bukan artinya Persib menemukan jalan mulus dalam prestasi. Pada edisi awal Liga Super Indonesia musim 2009/10, Persib yang dihuni banyak pemain nasional itu hanya mampu menempati posisi keempat di akhir klasemen. Sedangkan pada musim selanjutnya, Persib sejauh ini juga masih berjuang di papan tengah klasemen sementara. Posisinya terpaut jauh dengan Persipura Jayapura yang memimpin klasemen.
Inilah yang disinyalir menjadi alasan para pemegang saham di konsorsium untuk melakukan perubahan struktural.