REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bea Cukai kedatangan tim Doing Business World Bank yang melakukan audiensi dan kunjungan lapangan ke Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (22/5). Kunjungan kali ini berkaitan dengan survey Ease of Doing Business (EoDB) 2018.
Dalam rangka meningkatkan EoDB, sesuai dengan instruksi Presiden Jokoei, Bea Cukai bekerja sama dengan para operator pelabuhan di antaranya dengan Kementerian Perhubungan, Indonesia Port Corporation, dan Pelindo II untuk menciptakan perubahan dan inovasi guna mempercepat arus logistik yang berimbas meningkatkan angka EODB Indonesia.
Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi yang hadir dalam kunjungan di Tanjung Priok memaparkan beberapa upaya telah dilakukan Bea Cukai yaitu dengan mereformasi beberapa bidang pelayanan. Di antaranya dengan melakukan otomasi pemeriksaan fisik barang impor jika sebelumnya memakan waktu mencapai tiga hari di jalur merah, saat ini pemeriksaan fisik dilakukan maksimal satu hari di jalur merah.
Selain itu, seluruh dokumen perizinan impor saat ini telah diproses melalui Indonesia National Single Window (INSW) yang akan mempercepat proses perizinan impor. Otomasi sistem pembayaran juga dicanangkan untuk meningkatkan efisiensi biaya dan waktu.
“Selain itu Bea Cukai juga telah menerapkan laporan hasil pemeriksaan secara elektronik, di mana para pemeriksa dapat menyampaikan laporan melalui aplikasi secara mobile,” kata dia.
Selain otomasi di bidang impor, Bea Cukai juga telah menerapkan otomasi pada bidang ekspor. Saat ini pemeriksaan fisik barang ekspor dilakukan berdasarkan manajemen risiko. Pemeriksaan fisik yang dilakukan Bea Cukai dan surveyor juga dilakukan di tempat yang sama sehingga dapat mempercepat waktu pemeriksaan. Tak hanya itu, Bea Cukai juga telah menyediakan fasilitas pembayaran secara daring.
Tak hanya Bea Cukai, pemaparan juga dilakukan Kementerian Perhubungan, Indonesia Port Corporation, Pelindo II, dan INSW. Kementerian Perhubungan juga telah mengimplementasikan Inaportnet, selain itu IPC telah mengimplementasikan iCargo yang semuanya bertujuan untuk memperlancar arus logistik di pelabuhan.
"Upaya otomasi ini diharapkan dapat semakin memperlancar arus logistik yang diharapkan dapat berimbas pada perbaikan EODB Indonesia di tahun 2018,” kata Heru.