REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM--Perempuan yang mendapatkan menopause dini, sebelum usia 46 tahun, rentan terkena serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya di organ kardiovaskular.
Hal ini diutarakan beberapa peneliti, Senin (21/6). Bahkan, risiko ini tetap saja sama ketika sang perempuan menerima terapi pergantian hormon yang kini banyak dilakukan perempuan negara maju.
Menurut Dr Melissa Wellons dari Universitas Alabama di Birmingham, Inggris, penelitian ini sangat penting untuk diketahui perempuan. ''Karena dengan mengetahui hal ini, mereka kemudian dapat bekerja lebih keras untuk mengurangi risiko seperti dengan berolah raga atau diet yang sehat,'' ujarnya.
Wellons mengatakan, dari pertanyaan yang biasa dilembarkan dokter ke pasiennya, rata-rata perempuan dewasa mendapat menopause di usia 51 tahun.
Menurutnya, dari penelitian yang dipelajari timnya mulai tahun 2000 lalu terhadap lebih dari 2500 perempuan yang berusia antara 45 hingga 84 tahun, hampir 28 persen perempuan menderita menopause dini. Sementara itu, 446 perempuan atau 18 persen mengalami menopause secara alami namun 10 persen lainnya disebabkan oleh indung telur.
Sebenarnya, dijelaskan Wellons, tak satu pun perempuan di usia sebelum 55 tahun mengalami serangan jantung, stroke, nyeri dada atau angina, dan melakukan operasi bypass jantung. Namun, setelah mereka mengalami menopause dini, penyakit ini kemudian bermunculan, terutama karena pertambahan berat badan yang terjadi. Dalam penelitiannya, hampir enam persen perempuan yang menopause dini mengalami hal ini.
''Penelitian kami hanya bersifat observasi. Tentu butuh penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah ini memang bisa menyebabkan munculnya jantung di masa depan nanti,'' jelas Wellons. ''Dan kami belum mendukung penemuan ini dijadikan indikator penanda untuk mengetahui penyakit jantung di masa yang akan datang.''