REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh Jumat ini (23/7), mengungkapkan fakta yang cukup memprihatinkan. Penderita penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pada kelompok usia anak, semakin meningkat setiap tahunnya di Indonesia, khususnya di Jawa Barat (Jabar).
Berdasarkan data yang dikeluarkan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jabar dari tahun 1989 hingga Maret 2010, jumlah kasus yang terjadi pada anak usia balita (bayi di bawah lima tahun), terdapat 102 kasus. Jumlah tersebut akan semakin bertambah jika ditambahkan dengan penderita AIDS untuk kelompok usia 5 hingga 14 tahun dan 15-19 tahun, yakni 238 kasus dari 5382 jumlah penderita AIDS di Jabar secara keseluruhan.
Staf Humas KPA Jabar, Tri Irwanda Maulana, mengakui adanya peningkatan jumlah kasus yang ditemukan pada kelompok usia anak-anak. Infeksi penyakit yang disebabkan virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) tersebut sebagian besar disebabkan penularan dari orangtua.
Penularan penyakit AIDS pada anak terjadi selama masa perinatal atau periode kehamilan, sebelum dan sesudah proses persalinan. Pasalnya, penularan penyakit yang menyerang kekebalan tubuh tersebut juga dapat melalui air susu ibu.
''Penderita AIDS setiap tahunnya memang kecenderungannya selalu meningkat. Begitu pun halnya dengan anak-anak. Sejauh ini, kami melakukan upaya pencegahan penularan dari ibu ke anak melalui program PMTCT,” ungkap Tri yang ditemui Republika di kantornya, Jumat (23/7).
Program PMTCT (Prevention Mother to Child Transmition) merupakan program pencegahan penularan penyakit AIDS dari ibu ke anak. Terdapat empat strategi yang disarankan WHO (World Health Organisation) yaitu mencegah penularan HIV pada wanita subur, mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita HIV, mencegah penularan ibu dan anak, serta memberikan dukungan, layanan dan perawatan berkesinambungan bagi pengidap HIV.