Sabtu 21 Aug 2010 06:14 WIB

Mulai 2011, Pemerintah Berikan Persalinan Gratis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan bakal memberikan pelayanan gratis persalinan bagi ibu melahirkan dari keluarga tidak mampu mulai 2011. "Pemberian pelayanan gratis persalinan kepada ibu melahirkan ini sasarannya untuk menurunkan tingkat kematian bayi dan ibu melahirkan guna memenuhi target MDGs (Millenium Development Goals)," kata Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih, di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (20/8).

Pembicara lainnya pada diskusi tersebut adalah Kepala BKKBN, Sugiri Syarief; anggota Komisi IX DPR, Subagyo Partodiharjo; dan Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Nasaruddin Umar. Endang menjelaskan pelayanan persalinan gratis kepada ibu melahirkan dari keluarga tidak mampu berlaku untuk ibu melahirkan di bidan, puskesmas, maupun di rumah sakit umum daerah (RSUD) kamar kelas tiga untuk pelayanan persalinan normal, "caesar", ataupun mengalami komplikasi ketika melahirkan.

Menurut dia, untuk program pelayanan persalinan gratis Kementerian Kesehatan menganggarkan dana sebesar Rp1,45 triliun yang akan diberlakukan mulai 2011. "Dalam program ini biaya persalinan ditanggung oleh pemerintah sehingga menjadi gratis bagi ibu yang bersalin," katanya.

Endang menambahkan, program ini sasarannya adalah ibu melahirkan dari keluarga tidak mampu serta ibu melahirkan yang berdomisili di desa-desa terpencil yang tingkat kematian bayi dan ibunya masih tinggi. Melalui program persalinan gratis ini, kata dia, ke depan tidak boleh ada lagi bayi yang ditahan di tempat bersalin karena alasan biaya.

Menurut dia, Kementerian Kesehatan saat ini masih membuat aturan teknis soal prosedur maupun hingga anak ke berapa yang biaya persalinannya bisa ditanggung oleh pemerintah. Dia berharap aturan teknis itu bisa selesai pada September mendatang sehingga segera disosialosasikan sebelum diberlakukannya program persalinan gratis.

"Jadi jaangan mentang-mentang biaya persalinan ditanggung pemerintah lalu punya anak banyak hingga lima atau enam anak," ujarnya "Itu risiko persalinannya tinggi," katanya mengingatkan.

sumber : Ant
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement