Rabu 15 Sep 2010 03:42 WIB

Duh, Ditemukan Jenis Bakteri yang Resisten Terhadap Semua Antibiotika

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON - Sebuah mimpi buruk penyakit menular sedang berlangsung.  Bakteri yang tahan terhadap hampir semua antibiotik dan mempunyai susunan gen baru mulai bermunculan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, bakteri jenis ini diketahui mulai merebak di tiga negara bagian.

Kasus-kasus di AS dan dua lainnya di Kanada semua melibatkan orang yang baru saja menerima perawatan medis di India, di mana masalahnya dicurigai bermula. Sebuah jurnal kedokteran Inggris mengungkapkan bulan lalu risiko dalam sebuah artikel yang menggambarkan puluhan kasus di Inggris pada orang yang telah pergi ke India untuk prosedur medis.

Berapa mengalami kematian untuk sebab yang  tidak diketahui. Sejauh ini, gen "asing" telah banyak ditemukan pada bakteri yang menyebabkan infeksi usus atau saluran kencing.

Para ilmuwan telah lama takut akan kejadian ini, dimana gen yang sangat mudah beradaptasi ke berbagai jenis kuman umum dan mmenyebabkan resistensi obat yang luas, menciptakan sebuah bahaya baru yang disebut "superbug."

"Ini perhatian yang besar, karena resistensi obat telah meningkat dan antibiotik baru sangat lambat diciptakan," kata Dr M Lindsay Grayson, direktur penyakit menular di University of Melbourne di Australia. "Itu hanya soal waktu sampai gen menyebar lebih luas dari orang ke orang."

Grayson menyatakan hal ini dalam sebuah konferensi American Society for Microbiology di Boston yang berlangsung sejak kemarin. Sampai saat ini, gen pada bakteri yang tak bisa dimatikan oleh antibiotik apapun diberi kode nama NDM-1 merujuk pada New Delhi, kota dimana gen ini pertama kali ditemukan. .

Kasus-kasus yang terjadi AS tahun ini ditemukan di  California, Massachusetts, dan Illinois, kata Brandi Limbago, seorang kepala laboratorium di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Departemen Kesehatan AS. Tiga jenis bakteri yang terlibat, dan tiga mekanisme yang berbeda hingga saat ini belum bisa dijelaskan.

Hampir semua kasus yang ditemukan, kata Limbago, berhubungan dengan orang-orang yang pernah bepergian ke India. "Wanita California membutuhkan perawatan rumah sakit setelah dalam kecelakaan mobil di India. Pria Illinois memiliki masalah kesehatan dan perlu kateter urin, dan diduga terjangkit infeksi saat bepergian di India. Kasus di Massachusetts melibatkan seorang wanita dari India yang menjalani operasi dan kemoterapi untuk kanker di sana dan kemudian melanjutkan perjalanan ke AS," ujarnya.

Hasil tes laboratorium atas kuman ketiganya enunjukkan mereka tidak mati oleh jenis obat yang biasanya digunakan untuk mengobati infeksi yang resistan terhadap obat, termasuk antibiotika terbaru yang biasanya cukup bisa diandalkan.

Dokter telah mencoba mengobati beberapa kasus dengan kombinasi antibiotik, berharap bahwa akan lebih efektif daripada pengobatan secara individual. "Beberapa orang terpaksa menggunakan polymyxins - antibiotik yang digunakan pada 1950-an dan 60-an yang tidak populer karena mereka dapat merusak ginjal," tambahnya.

Kedua kasus Kanada diobati dengan kombinasi antibiotik, kata Dr Johann Pitout dari University of Calgary di Alberta, Kanada. Satu kasus di Alberta, yang lain di British Columbia. Kedua pasien darurat medis itu juga mendapatkan sakitnya saat bepergian ke India. Mereka mengalami infeksi saluran kemih yang ditemukan memiliki ketahanan gen setelah mereka pulang ke Kanada, kata Pitout.

CDC menyarankan setiap rumah sakit yang menemukan kasus tersebut untuk menempatkan pasien di isolasi medis, pemeriksaan kontak dekat pasien untuk infeksi bila memungkinkan. "Setiap kasus yang ditemukan menjadi alarm bagi kita," kata Limbago.

Untuk tahap antisipasi, ia menyarankan agar para dokter tak asal memberi antibiotika pada pasien. "Tak semua jenis keluhan sakit perlu antibiotika," ujarnya. Ia juga menyarankan untuk menghindari infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin. "Bakteri gampang berpindah dari tangan ke mulut, itu sebabnya kebersihan sangat penting," tambahnya.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement