REPUBLIKA.CO.ID,JEPARA--Seorang bayi Sherilla Kayla (2), warga Desa Tahunan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Kartini, diduga akibat mengalami gizi buruk.
Menurut orang tua korban, Rofiq (23), di Jepara, Senin, selama empat hari sebelum meninggal berat badan anaknya menurun hingga menjadi 8,5 kilogram, sehingga harus dilarikan ke RSUD Kartini untuk mendapatkan pengobatan pada Minggu (20/2).
"Hanya saja, berat badannya tetap menurun menjadi 7,5 kilogram, sedangkan berat badan ideal bagi anak umur dua tahun sekitar 11 kilogram," ujarnya. Menurut keterangan dokter rumah sakit, katanya, Kayla menderita penyakit komplikasi yakni gizi buruk, diare, flek paru-paru, dan kelainan jantung.
Setelah sempat menjalani pengobatan selama beberapa jam, anak pasangan Rofiq dengan Sholikah (24) itu, akhirnya meninggal dunia pada Minggu (20/2) malam. Meskipun divonis menderita gizi buruk, katanya, dokter hanya memberi obat diare dan bukan penambahan gizi.
Sejak berumur delapan bulan, katanya, anak semata wayangnya itu juga divonis mengalami gizi buruk saat menjalani pemeriksaan kesehatan di puskesmas setempat. Selain mengalami gizi buruk, katanya, anaknya juga divonis menderita penyakit paru-paru.
"Hanya saja, anak saya tidak mendapatkan penanganan khusus dan hanya mendapatkan susu dan biskuit dari puskesmas," ujarnya. Dia juga berupaya mengajukan bantuan pengobatan anaknya ke Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Jepara pada awal 2011.
"Saya hanya dijanjikan, akan didatangi petugas untuk meninjau ke rumahnya langsung. Hanya saja, selama satu bulan belum ada petugas yang datang," ujarnya. Ia mengaku, tidak memiliki biaya yang cukup besar untuk pengobatan putrinya, mengingat pendapatannya sebagai buruh serabutan tidak menentu dan kadang setiap harinya hanya Rp 17 ribu.
Menanggapi dugaan kematian Kayla akibat gizi buruk, dokter Puskesmas Tahunan, Diny Noor Khayati, yang menangani Kayla membantah, kematiannya karena mengalami gizi buruk.
"Kematiannya lebih disebabkan karena mengalami komplikasi yakni kelainan paru-paru dan jantung," ujarnya.
Hasil pemeriksaan di Puskesmas Tahunan pada usia delapan bulan, katanya, Sherilla mempunyai dua penyakit yakni gizi buruk dan kelainan paru-paru. Kelainan paru-paru tersebut, kata dia, mengakibatkan anak tersebut mengalami gizi buruk, karena kesulitan makan.
Ahli gizi Puskesmas Tahunan, Novi Musannadah, mengatakan, pihak puskesmas juga memberikan susu dan biskuit tambahan.
"Dia juga mendapatkan asupan gizi lainnya melalui bantuan pemberian makanan tambahan bagi kekurangan gizi dari pemerintah. Termasuk pemantauan gizi melalui posyandu di desanya," ujarnya.
Selama menjalani pengobatan di Puskesmas Tahunan, katanya, tidak dikenakan biaya.
Direktur RSUD Kartini Kusnarto melalui Wakil Direktur Pelayanan Dwi Susilowati mengatakan, kematian Sherilla murni bukan akibat gizi buruk melainkan kelainan fungsi jantung.